Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
di antara gugus gunung berlaga.
Putih kabut jadi permadaninya
tebing batu jadi pilar-pilarnya
teduh pinus jadi dindingnya
dan matahari jadi lampionnya.
Malaikat pun ada disini.
Dalam rupa pemuda pemain kecapi
gadis pemetik kopi
bocah yang bermain jerami
dan petani yang tersenyum dari balik rumpun padi.
Bumi menghantarkan puluhan tembang
tentang kawanan kerbau merumput sepadang
dibuai angin senja yang berhembus tenang.
Tentang gercik sungai di sisi pematang.
Tentang rumpun bambu yang membentang
menghias bebukitan bak dara elok bergiwang.
Irama kehidupan lambat penuh harmoni.
Derap komunitas seperti bait-bait kontemplasi.
Alam pun punya banyak waktu bermeditasi
merenungkan makna eksistensi
yang dibingkai cantiknya tradisi
persembahan Sang Maha Kasih.
Surga di atas kabut
tangannya tengadah menyambut.
Mari para pencari keheningan
kita renungkan hikayat kehidupan.
__________________Lembang Gasing, Toraja, 30 Desember 2013
Baca Juga:
Pagi Adalah Kontemplasi Hidup
Komentar
Liat tongkonan dan tedong bonga
Tapi kapan ya?
Puisi keren Tentang kekayaan negeri....
Met malming Pak PG...
Makasih sudah hadir yaa
:)
Trims sudah mampir yaa
Trims sudah mampir mbak Putri