Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Mengeja Pulang


 

Sudah.
Cukupkan ikhtiar hari ini.
Dalam lelah 
kita perlu menyimpan tenaga penghabisan 
untuk orang lain yang tengah menanti.

Tidak ada masalah yang benar-benar tuntas
tidak ada pekerjaan yang benar-benar diselesaikan
tidak ada misi yang benar-benar paripurna.
Jika ada 
mungkin bumi kita sudah berhenti berputar di tempatnya. 

Waktunya kita mengeja pulang
lalu melakoninya dengan penuh penghayatan dan syukur.

Sebab sebagian orang lupa cara mengeja pulang dengan benar.
Lalu sebagian lagi lupa cara melakoninya dengan benar.
Akhirnya mereka merasa sudah pulang
padahal belum benar-benar berada di rumah.     

Sudah.
Cukupkan ikhtiar hari ini.
Selagi matahari pagi masih hadir dan membuka selimut mimpi
kita masih akan berjumpa dengan perjuangan di lain hari.



---- 


Pertama kali tayang di Kompasiana


Ilustrasi gambar dari pixabay.com


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:
          

Komentar