Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Jatuh Cintalah

 


Jatuh cintalah pada orang yang kamu inginkan

entah nanti dia orang yang tepat atau bukan

kamu patut mendapat bahagia.

 

Pun jika nanti kamu terluka

tidak apa-apa.

Hidupmu tidak harus selalu sempurna.

Itulah sebab kita menyebutnya kehidupan.

 

Jatuh cintalah.

Mencintai adalah proses belajar sepanjang usia.

Sampai nanti kamu mengikrarkan janji setia

bersama orang yang tepat untukmu

di depan altar suci dan semesta

kamu akan belajar jatuh cinta berkali-kali

pada orang yang sama.

 

Di sana kamu akan

bahagia berkali-kali

pun terluka berkali-kali.

Tapi tidak apa-apa.

Hidupmu tidak harus selalu sempurna.

Demikianlah kehidupan bekerja.



----- 


Pertama kali tayang di Kompasiana


Ilustrasi gambar dari pixabay.com


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:

Komentar