Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

[Mata Malaikat] Pariya Berduka


Koloni TX300 dan sebagian besar manusia yang mendiami Pariya digemparkan oleh kematian Jendral Takeda. Presiden Koloni berusia penghujung 50 tahun itu ditemukan tergantung di kamar kerja pribadinya tujuh hari lalu. Tidak ada sama sekali indikasi kalau ada orang lain yang bertanggungjawab terhadap tragedi itu. Pun tidak ada tanda-tanda dia mengalami kekerasan sebelum kematiannya. Saksi yang tersisa hanyalah sebuah memo tulisan tangannya sendiri yang ditemukan di atas meja kerjanya

“Warga TX300, maafkan aku. Kematian 9 saudara kita semakin membuktikan aku bukan pemimpin yang baik untuk kalian. Dear sakura, aku juga bukan pemimpin yang baik untuk keluarga kita. Aku mencintaimu. Takeda.” Demikian elegi yang tertulis di atas memo tersebut.

Tidak lama setelah Sakura, istri almarhum, menemukan tubuh yang telah membeku itu, tangisan menyayat pun terdengar dari dalam rumah mereka yang terletak di sektor D10 bunker 85. Sakura, wanita yang telah setia menemani perjalanan almarhum selama 22 ini tahun kelihatan sangat terpukul dengan kematian suaminya.Belum sampai sebulan dia menerima berita menyedihkan mengenai Zeth, putra semata wayang mereka yang tertangkap tangan memperdagangkan obat-obatan ilegal di Universitas Pusat sehingga harus mendekam di penjara federasi, suami tercinta pun juga harus pergi meninggalkannya selamanya. Lot, sekretaris kepresidenan yang sudah seperti bagian dari keluarga orang nomor 1 di Koloni TX300 itu adalah orang pertama yang menerima kabar duka dari Sakura.

Praktis setelah itu, Lot sebagai orang paling berkompeten dalam pengaturan administrasi pemerintahan koloni mulai kelimpungan mengurusi segala tetek bengek yang dibutuhkan. Mulai dari transmisi resmi berita duka tersebut, mengatur seremonial kedukaan sampai serah terima kekuasaan. Dua hari terakhir ini malah dia hampir tidak memiliki jam istirahat. Begitu pula dengan staf-staf yang dipimpinnya.
***************

Sehari setelah Wakil Presiden Uzulu yang sebentar lagi akan menggantikan posisi Almarhum memberikan pidato kedukaan pada upacara kremasi jenazah almarhum, Kolonel Rico dari Kepolisian Pusat Federasi Antar Galaksi tiba di Pariya.

Pesawat Antariksanya mendarat mulus di landasan khusus pesawat lintas galaksi di sektor A24. Tempat yang paling pertama dituju adalah Kesekretariatan Presiden di Sektor C12. Lot senang terhadap kedatangan salah satu pejabat teras di Kepolisian Pusat Federasi tersebut. Kolonel Rico adalah teman kelas Lot. Mereka satu akademi dulunya, hanya memilih karir yang berbeda. Lot melanjutkan pendidikannya di dunia birokrasi, sedangkan Rico tetap dengan obsesinya menjadi Polisi galaksi. Pertemuan keduanya pun jadi lebih mirip ajang reuni kawan lama, dibanding pertemuan formal yang biasanya penuh standar prosedur yang kaku. Apalagi kunjungan orang dari federasi jarang sekali terjadi, kecuali ada hal-hal luar biasa yang telah terjadi.

Setelah mengenang kegilaan masa lalu, mereka pun mulai membicarakan hal-hal yang lebih serius. Keduanya kini telah mengisolir diri di ruang kerja pribadi Lot.

“Catatan kejiwaan almarhum adalah yang terbaik di antara ribuan Presiden Koloni lainnya. Beberapa pejabat di Federasi masih meragukan motivasinya untuk bunuh diri, aku pun demikian,” ucap Rico lamat-lamat.

“Benar kawanku. Tapi almarhum terkenal sebagai sosok yang menghormati tradisi. Susur galur Jepang masih sangat terjaga di keluarga mereka. Dan bukan baru kali ini pejabat koloni yang berdarah murni Jepang melakukan harakiri,” sahut Lot.

“Kami juga sudah memikirkan hal itu.... Tapi untuk membuktikan segala sesuatunya, federasi akan mengambil alih kasus ini. Besok aku akan bertandang ke markas Kepolisian Perserikatan Koloni untuk meminta hasil otopsi lengkap dan bukti yang paling penting..... memo kematian almarhum. Kami akan menggunakan mesin pencocok tulisan tangan,” Rico memandang tajam ke mata kawannya. “Federasi mencium ada sesuatu yang janggal di koloni ini. Federasi memiliki rencana menugaskan almarhum mengepalai divisi Linguistik pada Departemen Ekplorasi Planet Asing. Almarhum sangat antusias saat mendengar berita tersebut.... 20 hari lalu,” Rico menatap sekilas penanda waktu di dekat layar komputer Lot.

Lot sedikit terkejut.”Kami belum mengetahui berita baik tersebut,” ujarnya.

“Memang masih dirahasiakan... dan aku harap itu tetap menjadi rahasia kita.”

Seperti tersadar akan sesuatu, dia cepat-cepat merogoh saku jubah biru metaliknya, lalu mengulurkan sebuah benda ke tangan Lot. Sebuah kartu memori selebar jempol pria dewasa.

“Ini program untuk membuka video privilegeku. Siapa tahu aku harus menyampaikan sesuatu yang sangat rahasia.”

Lot mengangguk sambil menerima kartu tersebut.

“Aku diberi waktu singkat di planet ini. Sepertinya setelah berkunjung ke markas kepolisian perserikatan, dan pembicaraan seremonial yang membosankan dengan Jendral Uzulu, aku akan langsung berangkat ke Federasi,“ ucap Rico lagi.

“Wah,... pertemuan yang singkat sekali kawan,” sahut Lot.

“Kamu jaga diri, ya,” Rico pun mendekap erat kawan lamanya itu. “Oh ya, Jen kirim salam.”

Lot tertawa kecil. Jen adalah kekasih Lot yang bekerja sebagai peneliti di Laboratorium Sejarah Federasi.

“Terima kasih, kawan. Jen seringkali bercerita tentang prestasi-prestasi kamu di sana.”

“Mudah-mudahan tidak ada yang dilebihkan. Cepat lamar dia sebelum mati sesak di gudang artefak federasi,” sambung Rico. Keduanya pun tertawa lepas.

“Baik kawan. Salam buat istri dan anak kamu,” ucap Lot sambil mengantar Rico kembali ke ruang  pertemuan bersama staf-staf mereka.


Setelah kontingen Rico meninggalkan kesekretariatan. Lot kembali ke ruang kerjanya lalu memandang sekali lagi kartu program dari Rico di tangannya. Pikirannya kembali berkecamuk. Rupanya dia tidak sendiri mencurigai kejanggalan kematian almarhum Jendral Takeda.

_____________________

ilustrasi gambar dari: www.bbc.com

Komentar

Fabina Lovers mengatakan…
penasaran nih
Lis Suwasono mengatakan…
Wah... ini kayaknya balik lagi tayang dari episode 1 ya? Asyiiik! Duduk manis nunggu lanjutan...
pical gadi mengatakan…
Monggo digelar tikarnya bu Fabina. Rencana tayang sekali seminggu, biar puuaanjang :D
pical gadi mengatakan…
Iya bu Lis. Cerita lawas yang diangkut dari sebelah. Monggo...
Makasih mampirnya :)
Ando AJo mengatakan…
jiaaahhh :D kok bisa sama?
ane juga lagi nulis cerbung soal Universe, di K tapi heheh (ISS-45)

gak nyangka :D ternyata Bang Pical demen Sci-fi juga hehe
hajaaaarrrrrr.....
Obat Alami Ambeien mengatakan…
Ini menceritakan apa yaa .. gak terlalu ngerti .. hehe (-_-) :P
pical gadi mengatakan…
Haha.... iya ya. Bedanya bang Ando original, ane cuman ngangkut doang mindahin di mari. Aselinya di K juga kok. Postingannya tahun lalu...:)
pical gadi mengatakan…
Nanti ada sedikit alur mundur mas. Episod berikutnya bisa lebih jelas.... :)
Makasih dah mampir yaa
Suryadiarmanrozaq mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.