Postingan

Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Kafe yang Sepi

Senja di Batas Kota

Gedung Koperasi

Segitiga

Melepaskan Topeng

Obat Tidur

Memetik Rindu

Kepala yang Berdarah

Tuan

Orang yang Tepat

Manusia-manusia Lemah

Mencintaimu Seperti Kemarin

Lilin Kecil

Seandainya Saja Waktu Bisa Dilipat

Bulan Mati dan Malam

Tetaplah Menjadi Padi

Rindu yang Sederhana

Sweet Seventeen

Sambil Menyelam Minum Kopi

Bulan Biru