Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Tidak jemukah kamu
memetik rindu dari relung-relung malam?
terutama setiap Sabtu malam sampai ke atas kota-kota kita.
Kamu bersama gawaimu
dan aku bersama gawaiku.
Lalu kita mulai
bercerita tentang segala hal
tentang masa lalu yang sudah
berlalu
masa kini yang sedang
dijalani
pun masa depan yang
penuh harapan.
Lalu saat perbincangan
yang lekat dan hangat
menjelang penghabisan
kita berdua terdiam
beberapa helaan napas
membiarkan sebagian
rindu yang gugur
bertunas dan bersemai
agar kapan-kapan bisa
dipetik kembali.
Tidak jemukah aku
memetik rindu dari relung-relung malam?
Entahlah.
Pertanyaan seperti itu
mungkin tidak butuh jawaban
hanya renungan dan
ikhtiar yang panjang.
Biarlah demikian.
Aku bisa memiliki
banyak waktu untuk merenungkan ikhtiar
di atas pesawat
yang terbang ke kotamu.
----
Komentar