Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Tuan



Jatuh cinta secukupnya
rindu secukupnya
bahagia secukupnya
tertawa secukupnya.
 
Patah hati secukupnya
terluka secukupnya
bersedih secukupnya.
 
Sediakan selalu ruang yang lega di dalam hati
untuk pengalaman lain
untuk perasaan lain
untuk hal-hal yang mungkin belum terpikirkan saat ini.
Atau paling tidak sisihkan tempat untuk diri sendiri
di sana.
 
Karena bagaimanapun juga
kita-lah tuan untuk jiwa kita sendiri
tuan untuk hidup kita sendiri
tuan untuk perasaan kita sendiri
jangan sampai sebaliknya yang terjadi.


---- 

lustrasi gambar dari pixabay.com
pertama kali tayang di Kompasiana


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:








Komentar