Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Aku mencintaimu seperti
dahulu
seperti saat di sudut
sekolah kita terpaku
remaja lugu dibekap
malu
seperti saat kita
mengira cinta adalah sejenis pembuktian
maka kita pun memuja
kembang, surat atau cokelat batangan.
Aku mencintaimu seperti
kemarin
seperti saat kenari
bersolek dengan latar pagi merekah
dan di bawah pepohonan
kita duduk menyapa angin
enggan membiarkan waktu
menjauh
membiarkan suara hati menggugah.
Aku mencintaimu
seperti saat kita
mengutuk kehidupan yang mengejan
dan mendaraskan air
mata karena kita sedang ditempa petaka
agar kita semakin
mengasah kepekaan dan cara memberi makna
pada kehidupan.
Aku mencintaimu seperti
saat itu
saat kita mengucap
janji sehidup semati
dalam senang dan susah
dalam sehat dan sakit
dalam untung dan malang
seperti saat kita akhirnya
menyadari cinta bukanlah pembuktian
melainkan sebuah takdir
yang daripadanya kita tak bisa lari lagi
seperti cincin di jari
manis yang tidak akan terlepas lagi.
aku mencintaimu seperti
saat ini
saat yang kita butuhkan
hanya kehadiran
bahkan waktu pun tak
bisa mencurinya.
Aku suka mengatakannya
di hadapan wajah yang masih terus menua
cintaku tidak berubah
hanya berdinamika
seiring peradaban dan usia.
aku mencintaimu seperti
esok lusa
seperti saat walet
menari dengan latar senja merekah
saat anak-anak waktu
kita sudah mampu mengejar cinta mereka
walaupun pada awalnya mereka
juga akan mengira cinta adalah sejenis pembuktian
Indah, bukan?
menyanyikan lagu yang
sama dengan melodi yang berbeda
seperti itulah cinta
kita nyanyikan
tidak peduli pagi, senja
atau bahkan esok akan meninggalkan kita
aku masih tetap
mencintaimu
seperti kemarin.
---
Komentar