Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Lilin Kecil

 


Sebuah lilin kecil menyala di tengah malam yang gelap gulita.
Berjuang dia
agar gelap tidak menguasainya
berjibaku dia
agar cahayanya tidak padam ditelan malam.

Lilin itu adalah kita
dan cahayanya adalah iman kita.

Cahaya itulah yang menjaga kita agar terus bertahan
agar tetap melihat gelap dari terang
dan melihat terang dari gelap.

Lalu tugas kita menjaga agar cahaya itu
tidak padam.

Tugas yang tidak mudah.
Karena kadang bukan badai topan-lah
yang memadamkan cahayanya
tapi justru angin sepoi-sepoi yang nampak tidak berbahaya.

Sebuah lilin kecil menyala di tengah-tengah dunia yang penuh fatamorgana.
Lilin itu adalah kita.



Pertama kali tayang di Kompasiana


Ilustrasi gambar dari pixabay.com


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:








Komentar