Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Senja di Batas Kota

 


Marilah pulang, hai jiwa-jiwa yang merindukan teduh
baskara hari ini sudah sepuh.
 
Tinggalkan sejenak peradaban yang bising
mari kembali pada suara asali
yang memanggil dalam hening.
 
Lelahmu mungkin tidak terbayar hari ini
tapi benih-benih asa sejati
hanya bisa disemai dalam ketenangan yang hakiki
 
Maka biarlah kesusahan sehari
jadi kesusahan sehari.
Lepaskan segala bebanmu pada senja di batas kota.
Yakinlah
cerita hidup yang baru sudah menanti
setiap arunika tiba.



 
Pertama kali tayang di Kompasiana


Ilustrasi gambar oleh Miroslaw i Joanna dari pixabay.com


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:







Komentar