Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Bukan karena keping dan lembar rupiah telah
tiada,
aku orang berada.
Bukan karena pengumpul derma tidak kupercaya,
aku kenal rumah nirlaba yang sungguh peduli
sesama.
Bukan pula karena tidak ada pamrih dari Tuhan
yang aku terima,
Aku berkelimpahan berkat dari-Nya.
.
Aku lelah berderma karena orang miskin semakin
banyak.
Bertumpuk serak seperti semut rang-rang
berebut tempayak.
Dermaku tidak membuat orang susah berhenti
teriak,
dermaku tidak kunjung membuat mereka hidup
layak.
Mengucurkan solidaritas rasanya seperti menuang
tuak.
Aku lelah membuat piring peradaban semakin
retak.
.
Saat harga beras sampai di titik nadir
orang kelaparan berlomba mempersalahkan takdir
para borjuis asyik menghias bibir.
Dermalah yang mempertemukan keduanya,
Tapi derma pula yang menegaskan batas keduanya.
Jadi apa gunanya mempersoalkan harga?
.
Mata sayu, kulit menghitam, tangan tengadah
Tengkorak berbalut kulit tertatih melangkah
daratan penuh dengan bocah haram jadah.
Setiap kali rupiah keluar dari pundi-pundi,
mimpi buruk itu selalu datang menyinggahi.
Aku lelah bersembunyi dan memaki negeri ini.
.
Saat matahari memanasi bumi
dan membakar para pengemis yang telanjang kaki.
Aku semakin sadar, akulah yang membuat mereka
tak pernah berhenti.
Seperti musafir yang mengejar oasis di gurun
sahara
lalu berteriak pilu saat sadar itu hanya
fatamorgana,
begitulah orang miskin dan derma.
.
Keduanya seperti simbiosis parasistisme,
Saling membutuhkan, dan saling meracuni.
_______________________
ilustrasi gambar dari: forum.detik.com
Baca juga:
Komentar
Maaf baru respon ^_^