Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

[Mata Malaikat] Transmisi Rahasia



Cerita sebelumnya [Mata Malaikat] Serangan Or

Peristiwa penyerangan sekawanan Or yang berlangsung kurang dari 10 menit itu, mengakibatkan sejumlah prajurit dan puluhan warga yang terlambat diungsikan ke dalam bunker terluka parah. Dua orang prajurit dan tiga warga tewas di tempat. Empat orang warga lainnya meninggal di rumah sakit karena terlalu banyak kehilangan darah.

Berita itu langsung tersebar dan menjadi buah bibir di seluruh koloni TX300. Dalam hitungan jam, separuh Pariya sudah mendengarnya. Pejabat teras Perserikatan Koloni Pariya langsung bereaksi keras dan menuntut kasus tersebut segera diusut. Sejumlah petinggi militer, penanggungjawab bunker setempat dan Menteri Pertahanan dipanggil untuk dimintai keterangan. Peristiwa penyerangan Or yang mengakibatkan korban demikian banyak tidak pernah terjadi. Anomali komunikasi yang ngadat, dan tidak ada tanda dari menara pengawas mengenai kawanan Or yang melintas dekat pintu Merkurius memang nampak mencurigakan. Penyelidikan belum membuahkan hasil sampai pada hari Presiden Koloni, Jendral Takeda menggantung dirinya.


Lot, sekretaris Presiden memandang layar lebar komputernya sendu. Beberapa pesan seremonial yang ditransmisikan dari Federasi antar galaksi belum lagi dibukanya.

Dia selalu tidak suka hidup dalam bunker, sekalipun suasananya dibuat menyerupai suasana di permukaan. Lot, tumbuh dan besar di planet Zordam, sebuah planet bermandi cahaya bintang yang terletak di Galaksi C100. Jauhnya dua tahun cahaya dari planet Bumi. Posisi planet dan bintang terdekatnya menyerupai jarak bumi ke matahari sehingga praktis seluruh masa kecilnya dihabiskan di atas permukaan.

Lot berwajah keras, matanya biru khas ras kaukasian namun rambut cepaknya keriting khas afro. Pada masa ini memang persilangan antara ras sudah sangat jamak terjadi. Malah sudah jarang sekali ada manusia yang masih asli mempertahankan kemurnian darah ras nenek moyangnya. Presiden Takeda dan istrinya Sakura termasuk diantara yang jarang itu. Mereka masih mempertahankan ras Asia-Jepang mereka.

Sebuah pesan tranmisi kembali masuk. Pengirimnya Kolonel Rico. Lot merasa harus membukanya secepat mungkin. Dengan beberapa instruksi suara, pesan pada layar komputer terbuka. Sebuah video terenkripsi nampak di situ. Lot pun memasukkan chip program yang pernah dititipkan kolonel Rico pada salah satu slot komputernya. Super komputer Lot pun otomatis menggunakan aplikasi yang tertanam pada chip untuk menjalankan video tersebut. Perlahan-lahan layar yang semula bergambar garis acak, mulai menunjukan wajah kolonel Rico yang tirus naman kokoh.

“Aku harap kamu sendirian saat ini Lot...., aku sarankan kamu mematikan seluruh piranti perekam sekarang juga”, suara berat di layar komputer terdengar. Lot pun tertegun, lalu dengan sigap mengecek kamera pengawas ruangan kerjanya melalui komputer. Kamera tersebut memang tidak selalu digunakan, kecuali ada pembicaraan dengan tamu-tamu tertentu yang harus direkam sebagai dokumentasi. Tapi memang saat itu kamera dan perekam suara sedang tidak aktif.
Lot kemudian mematikan Trop, robot mungil asisten pribadinya yang berdiri tegap di samping lemari arsip melalui perintah suara. Kaleng pintar yang juga bisa tersambung ke jaringan internet tersebut juga mampu merekam seluruh visual dan pendengaran yang diterimanya.

Suara kering dari layar super komputernya kembali terdengar,

“Hasil otopsi tidak ada yang mencurigakan. Yang mengganggu adalah akurasi memo almarhum. Detektor kami menemukan kecocokannya hanya 83%. Belum cukup kuat untuk membuktikan memo tersebut benar-benar tulisan tangan jendral Takeda. Bukti baru dianggap valid saat  kecocokan tulisan tangan barang bukti dan sampel di atas 90%,... Tapi hasil pengukuran detektor adalah bukti yang sangat lemah di depan hakim,... kalau ini hanya dijadikan satu-satunya bukti kecurigaan.”

Pendar layar komputer berubah sejenak pertanda ada pemberitahuan transmisi yang masuk, tapi sepertinya Lot enggan menanggapi.

“....mestinya jenazah almarhum tidak dikremasi terlebih dahulu. Tapi sepertinya menahan kremasinya juga akan membuat keadaan lebih gawat. Warga pasti akan gempar kalau mereka mengetahui kita mencium semacam skandal pada kematian Presiden mereka.
Misi penyeledikan ini tetap berlanjut, dan masih terus dirahasiakan. Lot, kami percaya padamu. Aku mohon bantuanmu mengecek file semua orang yang berada di sekitar kepresidenan. Cari siapapun yang pernah menjadi grafolog, pernah bekerja di forensik, pernah terangkut kasus forgery, atau punya kemampuan meniru tulisan tangan orang lain. Data-data penting itu bisa jadi langkah awal kita mengembangkan kasus ini.”

Lot menarik napas panjang. Pikirannya langsung menjelajah seluruh Koloni.

“.....Jika ada perkembangan informasi, carilah Kapten Robinson di divisi Kejahatan Intelektual Kepolisian Perserikatan Koloni, dia orang yang bisa dipercaya. Sedapatnya hindari transmisi langsung ke federasi, siapa tahu ada orang yang sedang memata-matai jalur komunikasi kalian saat ini. Aku sarankan...... kamu bawa MC201 kemanapun...,”

Kening Lot mengernyit. Dalam video, Kolonel Rico terkekeh seolah-olah bisa menebak kebingungan Lot.

“.....buku lagi modul kuliah Narkotika Dasar kita. Kamu harus mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi. Program yang aku titipkan akan secara otomatis menghapus file video ini, begitu seluruh video selesai. Ini untuk berjaga-jaga saja. Mudah-mudahan kamu paham segala sesuatunya. Sampai jumpa Lot,”

 Lot mengangguk kecil. Video di depannya berpendar kecil, lalu muncul peringatan kalau file video itu akan terhapus otomatis. Lot pun memutar kursinya pelan sambil menyesap kopi yang tinggal setengahnya di dalam cangkir porselen hadiah dari Jen.

Lalu membatin, Kalau kematian Jendral Takeda ini adalah sebuah skenario besar, siapa yang bisa jadi orang yang dicurigai? Jendral Takeda adalah seorang birokrat ulung, bersahabat dengan siapapun, dan prestasinya tidak perlu diragukan lagi. Sayang, dia harus meninggal sebelum dipanggil oleh federasi menjadi salah satu pejabat teras di sana.
Siapa orang yang paling diuntungkan dengan kematiannya ini? Apakah Jendral Uzulu yang sebentar lagi menggantikannya? Rasanya itu juga tidak mungkin. Jendral Uzulu memang seorang yang tendensius, meledak-ledak, tidak kenal kompromi, tapi dia seorang yang memiliki integritas tinggi. Selama ini duet mereka memimpin koloni, telah menjadi contoh keberhasilan di seluruh Pariya, bahkan diperbincangkan para birokrat di Federasi. Rasanya seorang seperti Jendral Uzulu tidak mungkin menodai riwayatnya yang cemerlang dengan melakukan tindakan keji itu.
Lagipula rumah kepresidenan sementara di Sektor D10 adalah tempat paling aman di Koloni. Puluhan pasukan khusus berjaga di sekitar situ, berbagai macam sensor dan piranti perekam di tempatkan hampir di seluruh bagian rumah untuk menjaga berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Kecuali ada orang dalam yang terlibat dalam kasus ini. Orang dalam? Orang yang pertama kali menemukan Jendral Takeda adalah Sakura, istrinya sendiri. Ahh, tidak mungkin wanita itu. Dia dan Jendral Takeda adalah soulmate, mereka telah menginspirasi banyak orang dengan haru biru kisah cinta mereka.

Lot segera membuang pikirannya itu jauh-jauh.

Super komputernya berdetak lagi, pertanda ada pesan transmisi masuk. Lot sadar, dia punya setumpuk kerjaan penting hari itu. Lot menghidupkan kembali Trop. Robot mungil yang nyaris sebulat bola itu pun berdenging halus. Lalu sejumlah LED di kepalanya berkelap-kelip.

“Trop...., periksa kita ada janji dengan siapa saja hari ini?”

“Dengan Tuan Dicky,.... 2 jam lagi. Dengan Jendral Uzulu....., 3 jam lagi.... Itu saja, tuan,”  Trop langsung merespon suara Lot dengan sahutan khas mesin. Tapi dengan intonasi yang lebih baik.
Lot mengangguk. Dia harus membatalkan pertemuan dengan Dicky, konsultan keuangannya, karena pertemuan dengan Jendral Uzulu lebih penting. Dia telah menyiapkan sejumlah dokumen yang harus diverifikasi oleh Jendral Uzulu. Acara pelantikannya dua hari lagi, sehingga seluruh urusan kesekretariatan secepatnya dibereskan.

Sebelum itu, dia harus membuat disposisi beberapa pesan dari Federasi atau Perserikatan Koloni. Tapi sebelum itu, dia punya sesuatu yang mungkin lebih penting.

Dengan instruksi suara dan sesekali sentuhan pada layar, dia meminta super komputernya mengakses beberapa database kepegawaian dan database semua orang yang tinggal di sektor D10, bahkan kalau database penghuni bunker 85 yang seluas kota metropolitan itu diakses juga untuk mencari data yang diminta kolonel Rico. Dia juga mengangkat perangkat interkom untuk menghubungi beberapa staf khususnya di luar ruangan guna membantu mencari data-data yang dibutuhkan. Mengakses sejumlah data secara paralel akan membantu mempersingkat waktu pencarian, kendati otoritas akses beberapa stafnya biasanya terbatas.

Sambil menunggu, Lot kembali memanggil Trop.
“Trop,....”
“Iya, tuan.”
“Bisa tolong cari informasi mengenai Kapten Robinson dari divisi Kejahatan Intelektual,... Aku ingin berkomunikasi dengannya.”

“Baik, segera, tuan.”


Lot pun memicingkan mata, beberapa nama beserta beserta data pendukung dimunculkan layar super komputernya. Beberapa grafolog, dan lainnya adalah narapidana yang pernah terkati kasus forgery. 

(bersambung)

ilustrasi gambar dari: www.dailymail.co.uk

 photo Jangancopasing.jpg

Komentar

hhhmmm..kek gimana yah kelanjutannya? :D
Fabina Lovers mengatakan…
lanjuuut, siapa ya pembunuhnya?
Ryan M. mengatakan…
jangan lama-lama :)
pical gadi mengatakan…
Maaf sudah menunggu lama mbak Putri. Bentar lagi lanjutannya
pical gadi mengatakan…
Tebak2 berhadiah bu Fabina :D
pical gadi mengatakan…
:)
Ini yg agak susah mas Ryan. Makasih sudah mau bersabar
GUNUNG MAS PONSEL mengatakan…
SUPER PROMO HOT TERMURAH SETIAP BULAN !!!
DI GUNUNG MAS PONSEL TEMPAT BELANJA ONLINE AMAN DAN TERPERCAYA. 100% BEBAS PENIPUAN MINAT PIN BB: 7C22D79F HUB/SMS:0851-4515-5828 klik web resmi kami di http://gunungmas-phone.blogspot.com/
Ready Stock! Samsung Galaxy A8 Rp.2.900.000
Ready Stock! Apple iPhone 5 32GB Rp.2.500.000
Ready Stock! Apple iPhone 5S 32GB Rp.3.000.000
Ready Stock! Samsung Galaxy A3 A300H Rp.1.500.000
Ready Stock! Samsung Galaxy A5 A500F Rp.2.000.000
Ready Stock! Samsung Galaxy E5 E500H Rp.1.500.000
Ready Stock! Samsung Galaxy Grand Prime SM-530H