Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

[Mata Malaikat] Sakura Yamasaki


Cerita sebelumnya:

Pencarian grafolog yang dicurigai terkait kematian Jendral Takeda tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Di saat hampir putus asa, Lot mendadak dihubungi Sakura, istri mendiang Jendral Takeda. Sepertinya Sakura punya informasi rahasia yang bisa menyibak misteri kematian suaminya.


Lot menyetir mobilnya seperti orang kesetanan. Perjalanan bermobil ke sektor D10 yang biasanya butuh waktu 20 menit, jadi tersisa setengahnya saja. Begitu sampai, Lot menyisir daerah pinggiran sektor D10. Di sekitar situ ada bekas stasiun subway yang sudah tidak digunakan lagi. Tapi rel elektromagnetiknya masih berfungsi baik. Sesekali digunakan oleh kereta anak-anak sekolah yang sedang studi tour, atau kereta perusahaan wisata yang mengangkut turis-turis kepo dari koloni lain.

Mobil Lot berbelok beberapa kali ke arah belakang stasiun, ke arah gang sempit yang diapit beberapa bangunan tak berpenghuni. Lalu mobil ungu metalik itu diparkir hati-hati. Mobil jenis sport dengan harga selangit itu bukan fasilitas pemerintah. Itu mobil pribadi Lot. Bukan hasil korupsi seperti yang sering dilakukan kawan-kawan sejawatnya, tapi benar-benar hasil jerih payahnya sendiri. Bekerja dan menabung. Lot memilih mobilnya sendiri karena suka dengan tarikan mobil berteknologi tinggi itu. Selain itu, yang lebih penting, mobil dinas dari pemerintahan koloni selalu tersambung dengan jaringan intranet, sehingga bisa dilacak kapanpun.

Setelah menemukan posisi yang pas, Lot keluar dari belakang setir. Kacamata hitam dan topi bundar yang dikenakannya lumayan menutupi wajahnya. Beberapa kali dia celingak-celinguk untuk memastikan tidak ada siapapun di sekitar situ. Dia lalu mengangkat tangannya, dan memijit beberapa tombol arlojinya. Tak lama kemudian, dinding dan atap mobilnya seperti  berubah warna perlahan lalu... lenyap. Lot mengaktifkan mode bunglon mobilnya untuk menghindari kecurigaan orang iseng. Walaupun sebenarnya kemungkinan untuk itu kecil.

Setelah itu dia tergesa-gesa masuk ke pintu bangunan sekitar 10 meter dari tempatnya. Terdengar Suara besi tua yang menggigit gendang pendengaran, ketika pintu besar itu didorong. Suasana dalam gedung yang lapang itu sepi dan gelap, tanpa penerangan apapun. Lot membuka kacamatanya lalu memijit salah satu tombol arlojinya. Sorot cahaya biru terang terpancar dari situ. Cahaya mirip senter tersebut digunakan Lot untuk membantunya menuruni tangga escalator yang sudah tidak berfungsi lagi. Di bawah sana ada bekas stasiun. Lot  menyusuri perlahan dinding di sebelah kirinya. Sesekali dia menyorot rel kereta untuk memastikan dia tidak salah arah.   

Koridor 4 adalah sandi untuk salah satu jalan keluar rahasia dari kediaman Presiden. Jalan tersebut sebenarnya hanya digunakan saat keadaan darurat. Lot hanyalah satu dari segelintir orang yang mengetahui jalan tersebut karena dia sudah cukup dekat dengan keluarga Presiden Takeda. Jalur keluar koridor 4 tersambung ke stasiun yang sudah lama tidak digunakan lagi. Lot hanya mengetahui deskripsinya tapi baru kali ini dia benar-benar akan melewati jalan rahasia tersebut. Apalagi dari luar akses ke dalam memang dibuat sedikit ribet, untuk menyusahkan penyusup. Tapi kini nampaknya Lot kesulitan menemukan dimana persisnya pintu koridor tersebut berada.

Langkah Lot dihentikan, dia mendekatkan dan memicingkan matanya ke dinding. Samar-samar ada simbol bendera koloni yang terpatri di dinding. Begitu ditekan simbol l tersebut tiba-tiba mengeluarkan kelip merah. Lot tersenyum kecil, menemukan apa yang dia cari. Lalu dinding tersingkap, dan sebuah pemindai retina terjulur ke depan. Lot menjulurkan wajahnya ke arah pemindai tersebut. Pemindai yang mengeluarkan pendar cahanya merah, beberapa kali menyapu mata Lot. Dari luar, pintu-pintu rahasia dari kediaman Presiden hanya bisa dibuka aksesnya oleh Pejabat pemerintahan koloni dan petinggi militer. Tak lama kemudian, terdengar suara gemuruh keras bersamaan dengan dinding di depan Lot terangkat perlahan ke atas.

Ternyata dinding tersebut adalah sebuah pintu. Kini di depan Lot ada sebuah ruang kecil lain. Lot melangkah pelan-pelan. Bersamaan dengan langkahnya, lampu-lampu ruangan menyala dan terdengar kembali suara gemuruh. Dinding yang tadi terangkat kini bergeser kembali ke bawah. Lot mengalihkan pandangannya ke arah pintu lain di sudut ruangan itu. Mencari-cari dimana keyboard untuk memasukkan password. Keyboard tersebut biasa tersamar, atau mungkin dia perlu mencari simbol penanda lagi. “Ah, mengapa akses jalur rahasia ini ribet sekali?” Lot mengutuk dalam hati.
Untunglah pencarian Lot tidak makan waktu lama. Memang ternyata ada simbol rahasia kecil lagi di dinding. Begitu Lot memencet tombol itu, sisi dinding tersingkap. Keyboard berisi angka-angka muncul disitu.

Lot menekan hati-hati deretan angka yang telah diberitahu Sakura lewat pesan sebelumnya. Tak lama kemudian, pintu di depannya terbuka lebar.

Inilah koridor 4. Di depan Lot kini membentang sebuah terowongan panjang yang diterangi lampu LED berwarna hijau cerah di sepanjang sisinya. Lot mencari kendaraan apa yang bisa dia gunakan. Di dekat situ ada beberapa otopad metal beralas lebar. Lot pun langsung naik ke atas otopad dan menggenggam setirnya hati-hati. Lot langsung ingat, lantai terowongan tersebut terbuat dari konduktor elektromagnetik yang bisa diatur intensitasinya. Begitu Otoped-nya dinyalakan, benda tersebut melayang perlahan karena reaksi magnetik dengan lantai koridor. Lot pun memuntir salah satu tuas di sisi pegangan otoped, sekejab lalu otoped tersebut melesat maju.

Lot menahan gas sekencang-kencangnya. Dia seperti sedang terbang di dalam terowongan. Dengan kecepatan seperti itu, perjalanan sampai ke rumah kepresidenan butuh waktu sekitar 5 menitan. Lot keder juga sebenarnya. Dia tahu di sepanjang terowongan itu banyak jebakan maut yang bisa saja muncul tiba-tiba dari sisi-sisi dinding terowongan. Meriam gattling, gas beracun sampai semburan api yang bisa keluar kapan saja, terutama untuk menghalau orang-orang yang tidak diinginkan yang mencoba memaksa masuk. Tapi pusat kendalinya di istana. Sakura pasti sudah memastikan dia aman-aman saja sampai bertemu nanti.

Ujung terowongan persis berada di salah satu dinding rahasia gudang bawah tanah rumah kepresidenan. Lot keluar dari dinding dengan nafas sedikit tersengal.

Rupanya Sakura sudah menunggu di sana. Rambut panjangnya dibiarkan membanjiri bahunya. Wajah orientalnya yang klasik langsung menyambut hangat kehadiran Lot. Mata Sakura masih kelihatan sembab, tapi Lot tahu Sakura adalah wanita yang tegar. Walaupun Sakura lebih tua, mereka sudah sangat karib, sehingga Lot tidak canggung saat Sakura memeluknya.

“Aku tahu kamu pasti datang,” ucap Sakura begitu melepaskan pelukannya. “Kita berbincang di ruang keluarga saja.” Sakura memencet sebuah tombol dan dinding rahasia tertutup kembali. Lalu dia mengarahkan Lot naik ke atas.

“Baik. Oh ya, ibu baik-baik saja kan?” Lot mengekor langkah Sakura.

“Yap. Tapi entah firasatku mengatakan ada hal kurang baik yang bisa saja terjadi, kalau kita tidak.... waspada.”

Lot mengangguk ragu. Lalu teringat sesuatu dia menyahut cepat,

“Ngomong soal waspada, tidak apa kalau kamera pengawas sedang aktif saat ini?”

Sakura berbalik lalu tersenyum.

“Aku sudah mematikan semua kamera dan piranti perekam di dalam rumah. Pertemuan ini tetap menjadi rahasia kita. Makanya pertemuan kita harus dibuat sesingkat mungkin.”
Mereka kini berada di ruangan keluarga. Sakura pun mempersilahkan Lot duduk di belakang sebuah meja kaca kebiruan di tengah-tengah ruangan.

“Aku buatkan teh Saiyyan ya?”

“Boleh,” sahut Lot singkat.  

Dengan berada di ruangan itu, memorinya berputar kembali pada saat-saat presiden Takeda masih baik-baik saja. Di meja itu biasa Presiden Takeda menjamu sahabat atau tamu yang memiliki hubungan dekat. Di ujung ruangan, dinding pembatas bisa disulap jadi layar lebar sehingga ruangan tersebut jadi semacam mini theater. Mendiang presiden suka menonton film-film klasik di ruangan tersebut.

“Apakah ada semacam rahasia yang disembunyikan mendiang suamiku?” tanya Sakura usai menatakkan teh saiyyan yang masih mengepul di depan Lot. Wangi khas teh seketika merebak di sekitar situ. Saiyyan adalah tanaman asli planet Pariya. Khasiatnya seperti jahe, jadi enak dan hangat dijadikan campuran teh. Sakura kini duduk tepat di depan Lot.

Lot berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala.

“Itu pula yang menjadi concern kami, bu. Kematian Presiden Takeda adalah peristiwa yang sedikit janggal. Tapi... setahu saya presiden tidak pernah berbagi rahasia-rahasia tertentu denganku.”
“Kami...?”

Lot sedikit terkejut. Dia merasa kelepasan bicara. Walau bagaimanapun juga dia mesti tetap menutup rapat-rapat pembicaraannya dengan kolonel Rico maupun kapten Robinson. Untuk menutupi kegugupannya, dia pun menyesap teh di depannya.

“Aku dan beberapa staf di sekretariat. Kami kadang-kadang membicarakannya....”

Sakura mengangguk kecil.

“Oh ya. Anda mengatakan ada orang mencurigakan yang memata-matai kami, termasuk anda juga,” 
Lot sedikit membelokkan tema pembicaraan.

“Benar. Aku curiga mendiang suamiku menyembunyikan sesuatu. Misalnya sesuatu yang bernilai tinggi. ”

Lot mengernyitkan kening. Tapi Sakura bertanya lagi,

“Tidak pernahkah mendiang suamiku berdiskusi mengenai artefak, peninggalan sejarah yang bernilai tinggi.... atau hal-hal seperti itu denganmu?”

“Wah, kurasa tidak pernah, bu.”

Di tengah kebingungannya, arloji multifungsi Lot bergetar halus. Lalu sebuah pesan masuk. Itu pesan dari stafnya yang saat ini sedang berjibaku dengan data-data.

“Pak, mesin pencari berhasil menembus arsip-arsip lama. Anda mungkin tidak akan percaya. Ada seorang mantan pasukan Tabor di Pariya. Dia begitu dekat dengan Presiden Takeda. SAKURA YAMASAKI.”

Jantung Lot berdetak kencang. Tiba-tiba dia melihat seluruh ruangan seperti terputar cepat. Tubuhnya pun terasa lemas seketika.

“Lot, kamu tidak apa-apa?” tanya Sakura di depannya.


Lot melihat kilatan cahaya misterius keluar dari mata beningnya.


(Bersambung)

___________________________________________________

ilustrasi gambar dari: www.bbc.com
 photo Jangancopasing.jpg

Komentar

Fabina Lovers mengatakan…
Sangat menantikan kelanjutannya
pical gadi mengatakan…
Wokehh bu. Senin tayang lagi
Duh angkat tangan deh, saya nggak bisa bikin cerita seapik ini, salam salut pak :)
pical gadi mengatakan…
Sipp. Makasih mampirnya mbak Putri