Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

[Mata Malaikat] Fang


Cerita Sebelumnya: Sakura di Balik Tabir Malam

Dua hari sebelum pelantikan Wakil Presiden Uzulu untuk menggantikan pucuk pimpinan koloni TX300, mendiang Presiden Takeda, kesibukan Lot meningkat. Sebagai Sekretaris Kepresidenan dia adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap tetek bengek administrasi pemerintahan. Seluruh persiapan memasuki pengecekan final. Semua staf bekerja keras memastikan tidak ada masalah menyangkut administrasi koloni menjelang pelantikan. Pergantian Presiden sebelum waktunya belum pernah terjadi, sehingga Lot harus memastikan seluruh detail tanggungjawabnya berjalan sebagaimana mestinya.

Di samping itu, dia juga memiliki tambahan kesibukan menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan yang datang bertubi-tubi sehubungan dengan penyerbuan pasukan polisi di rumah kepresidenan. Pagi ini, dia sampai harus menyediakan waktu khusus untuk mengadakan konferensi pers.

Media telah mengendus peristiwa tersebut lebih cepat dari dugaan. Berita tersebut menggemparkan planet Pariya. Untunglah pemerintah dan kepolisian telah menyusun skenario kalau istri mendiang Presiden Takeda, Sakura, sebelum kejadian tersebut telah meninggalkan Planet Pariya. Penyerbuan tersebut dilakukan untuk mengejar beberapa orang pencuri bersenjata canggih yang berusaha membobol harta almarhum. Mendiang Presiden Takeda memang terkenal sebagai kolektor benda-benda sejarah bernilai mahal.


Pada beberapa wawancara, dengan ekspresi meyakinkan Wapres Uzulu menghembuskan optimisme bahwa Kepolisian dari perserikatan telah turun tangan mengejar gerombolan tersebut, dan warga koloni tidak perlu cemas.

Kadang-kadang mengelabui media dengan versi cerita seperti ini penting untuk membuat warga koloni tidak panik. Media juga belum mengetahui Lot terlibat pada malam penyerbuan tersebut. Tapi itu hanya masalah waktu saja. Sebelum media menemukan versi cerita yang sebenarnya, Kepolisian sudah mesti berhasil menangkap Sakura dan mencari tahu motif pencobaan pembunuhan pada Lot.
Di tengah-tengah kesibukannya, Lot masih sempat menjamu Kapten Robinson makan siang di restoran favoritnya. Lot mengajak kapten Robinson menikmati menu andalah Resto, Sup Enkel Bawang. Enkel adalah crustacea asli Pariya. Sambil santap siang, mereka melanjutkan diskusi yang tertunda karena segala kesibukan mereka.

“.....cepat atau lambat pers akan mencium ada yang tidak beres pada penjelasan wapres Uzulu. Mudah-mudahan anak buah anda cepat menemukan keberadaan Sakura,” tutur Lot lalu menyesap kuah sup-nya.

“Sampai saat ini belum ada kabar pasti. Sepertinya dia pandai menutup jejak. Tapi kami telah meningkatkan keamanan pada setiap portal. Orang-orang yang masuk atau keluar bunker tidak ada yang lolos dari pemeriksaan. Saya pastikan Sakura tidak bisa kemana-mana, kecuali dia bisa memalsukan wajah dan sidik jari,” sahut Kapten Robinson.

“Sakura cerdas bukan??”

“Iya. Makanya sambil menjaga setiap portal, hampir seluruh intelijen dari kesatuan telah aku kerahkan untuk menelusuri setiap sudut bunker koloni TX300. Sudut parit, rumah bernyanyi, bar dan setiap gedung telah dan akan kami sisir tuntas.”

“Wah, anda benar-benar memberi prioritas pada kasus ini ya kapten?”

Kapten Robinson tertawa kecil sambil mengaduk cappucino-nya.

“Ya, sebelumnya aku harus berdebat panjang untuk meyakinkan pimpinan mengenai pengerahan agen besar-besaran. Aku merasa kasus ini cukup penting.... dan hanya dengan mengambil langkah total, mantan pasukan elite itu bisa ditangkap. Seringkali beberapa firasatku terbukti. Sama seperti aku harus memaksa Kepolisian Pusat melakukan prosedur T10, menyerbu rumah Kepresidenan. Sebelumnya aku menemukan beberapa fakta yang menarik. File lama tentang Sakura mantan pasukan Tabor, sinyal mobil sport anda yang diparkir dekat koridor 4, perintah mengosongkan penjagaan di rumah Kepresidenan, dan perisai frekuensi yang diaktifkan.... semuanya seperti berhubungan. Aku tiba-tiba merasa anda dalam bahaya, dan.... firasatku terbukti.”

Lot tersenyum sambil mengangguk-angguk.

“Untunglah aku tidak mematikan frekuensi polisi mobil tersebut. Sekali lagi, terima kasih kapten. Berbicara firasat, menurut anda dimana persisinya Sakura sekarang? Lalu apa benar dia membunuh suaminya sendiri?”

Kapten Robinson memicingkan mata, tanda berpikir lebih serius.

“Dia sepertinya sudah siap dengan kemungkinan terburuk seperti ini. Sudah dua hari mencari, belum ada berita baik dari ratusan agen yang diterjunkan ke lapangan. Aku belum berani berspekulasi, dimana kira-kira dia sekarang. Begitu pula aku belum begitu yakin dia pembunuh Presiden Takeda, sekalipun seluruh fakta berbicara sebaliknya.”

  ***************************

Memang Sakura kini telah menyulap dirinya. Dari seorang istri Presiden yang anggun dan keibuan, menjadi mirip wanita jalanan yang menor. Rambut di cat kuning keemasan, memakai pakaian bernuansa metal, dengan stocking hitam tinggi. Dandanan seperti itu membaurkan dia dengan lingkungannya.

Sakura kini berada di dalam sebuah club pinggiran kota. Tempat itu jauh dari jangkauan Kepolisian. Namun Sakura tetap hati-hati. Dia tidak pernah tampil terlalu mencolok dan berusaha sebisanya jauh dari perhatian. Dari situ dia juga memantau berita demi berita penyerbuan Rumah Kepresidenan. Sejauh ini rupanya, warga percaya kalau dia selamat, dan kini berada jutaan mil dari planet Pariya untuk menenangkan diri. Tapi itu hanya masalah waktu saja. Sakura yakin pemerintah tidak tinggal diam, dan pasti sedang berusaha mencari dirinya.

Dari informannya, dia mendapat informasi kalau di hampir setiap Sektor, ada agen-agen yang berkeliaran mencarinya. Tidak menutup kemungkinan, mereka telah semakin dekat.
Makanya malam ini, Sakura telah membuat janji bertemu dengan seseorang. Pertemuan mereka bisa jadi jalan bagi Sakura untuk melarikan diri keluar dari Pariya. Dia sejak tadi duduk di sudut ruangan. Penerangan di sekitar situ minim sekali. Tapi suara musik yang menghentak-hentak tidak terlalu terdengar dari tempat itu. Disekitarnya beberapa wanita dengan dandanan hampir sama sedang merayu pacar-pacar baru mereka.

Setelah hampir bosan menunggu, sepertinya orang yang ditunggu muncul juga. Seorang pemuda kerempeng dalam balutan jaket. Rambutnya yang berwarna kehijauan menutupi sebagian besar mukanya. Matanya sipit dengan bibir menghitam. Dia kelihatan tergesa-gesa.

Sakura dengan nada dingin menyuruhnya duduk di depannya.

“Kamu terlambat, Fang...”

Pemuda yang dipanggil Fang itu menggaruk kepalanya.

“Penjagaan di Portal ketat sekali....,aku ham...,”

Sakura mengangkat tangannya untuk memberi isyarat kepada Fang agar menghentikan ucapannya.

“Kamu bawa barangnya....?”

Fang mengangguk mantap. “Mesin perusak sidik jari sudah kami terima, bu.”

Sakura akhirnya sedikit tersenyum.

  ************
(Bersambung)


______________
ilustrasi gambar dari: www.bbc.com



 photo Jangancopasing.jpg

Komentar

PutriAndPapa mengatakan…
Kl bersambung begini sy bookmark dl ya bung.
Salam, Chris
Ryan M. mengatakan…
...hahaha, mo baca dari seri 1-nya kok belum kesampaian juga ya...
pical gadi mengatakan…
Serialnya juga gak kelar-kelar bang. Hahaha