Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Perjalanan sejarah Gopalagos tidak terpisahkan dari sejarah kaum sihir yang menghuni benua purba tersebut. Kerajaan Emerald, Ruby dan Ametys yang menguasai beberapa wilayah Gopalagos saat ini adalah wajah dari dinamika peradaban kaum penyihir, termasuk Kerajaan Basalto yang kini telah jadi sisa-sisa sejarah.
Basalto. Saat ini kerajaan
yang telah punah digerus zaman tersebut tidak lebih dari hutan belantara tak
terjamah yang dihuni hewan-hewan buas
dan liar. Kendati demikian, riwayat kerajaan Basalto adalah simpul penting dalam jalinan kisah ini.
Untuk menelisik bagaimana sebenarnya kisah kita ini dimulai,
baiklah, kita akan mengarungi waktu untuk menghirup kembali udara Gopalagos kurang lebih 120 tahun yang
lalu.
Pada masa itu, manusia dan penyihir baru saja
mendeklarasikan perdamaian di antara kedua kaum. Tidak ada lagi peperangan yang
mengatasnamakan kaum sihir dan non-sihir. Para pemimpin kaum sihir sepakat
untuk mengubur dalam-dalam kitab tentang ilmu sihir hitam, kutuk dan segala
sihir turunannya.
Pasukan Sagit yang
dibentuk oleh kerajaan-kerajaan manusia pun dibubarkan. Sagit adalah julukan untuk manusia-manusia yang terlahir dengan kelebihan
khusus, yaitu imun terhadap ilmu sihir. Mereka tidak bisa diserang dengan
mantra dan kutuk sekalipun. Mereka memang terlahir untuk mementalkan segala
sihir yang ditujukan kepada mereka. Kerajaan-kerajaan manusia merekrut kaum Sagit ini untuk ditempatkan pada pasukan
khusus yang berada paling depan saat berperang melawan kaum sihir.
Kesepakatan menghentikan perseteruan itu mengawali masa-masa
penuh damai pada hubungan antara manusia biasa dan penyihir di Gopalagos.
Pada masa itu, kaum sihir memiliki pemimpin besar bernama
Shandong, seorang penyihir sakti mandraguna yang berusia lebih dari 200 tahun.
Kendati sudah sedemikian tua, Shandong masih fasih melatih dan mendidik
penyihir-penyihir muda yang menempa ilmu di padepokan sihir miliknya. Usia
lanjut memang sudah biasa terjadi pada kalangan penyihir terutama pada penyihir-penyihir
berilmu tinggi.
Shandong juga terkenal karena kebijaksanaan dan
kecerdasannya. Karena berbagai kelebihannya itulah orang-orang biasa
memanggilnya Guru Shandong.
Seiring usia yang terus bertambah, Guru Shandong lalu
bertekad mencari penyihir-penyihir muda berbakat yang akan ditempa khusus agar
menguasai semua ilmu sihir yang dimiliknya. Guru Shandong sadar, suatu saat dia
juga akan meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Selain akan menurunkan
pengetahuan sihirnya, Guru Shandong juga merasa harus memiliki penerus yang
mampu terus menjaga perdamaian antara kaum sihir dan non-sihir.
Guru Shandong kemudian mulai memperhatikan setiap murid,
penyihir-penyihir muda yang diasuhnya dengan seksama. Ada empat penyihir muda
yang berhasil mencuri perhatiannya. Mereka adalah penyihir-penyihir yang
cerdas, tekun dan gigih. Guru Shandong pun memanggil dan mendidik mereka secara
khusus.
Keempat murid khusus itu adalah tiga pemuda bernama Thores, Basaman
dan Huria serta seorang gadis bernama Kesha.
Guru Shandong mengajar keempat muridnya sepenuh hati. Keyakinannya
mulai terbukti. Semakin lama keempat murid semakin terlatih dan mulai menunjukkan
tanda-tanda akan menjadi penyihir besar pada masanya. Rahasia-rahasia ilmu
sihir tertinggi mulai diberikan satu persatu seiring pertambahan usia
murid-muridnya. Pengetahuan dan ilmu sihir yang tidak pernah dia ajarkan sebelumnya
pun dibagikan kepada murid-murid kesayangannya itu.
Selain mengajarkan pengetahuan sihir di padepokan, Guru
Shandong juga melatih murid-muridnya untuk bersahabat dengan alam semesta.
Mereka berlima kerap menjelahi hutan, menelusuri pantai,
mendaki tebing-tebing dan menyisir lembah untuk mencari pusat-pusat energi
kosmis dari semesta untuk memaksimalkan energi sihir mereka.
Saat berada di puncak-puncak benua, Guru Shandong
mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa mereka harus menghormati matahari yang
memberi energi pada siang, sama baiknya dengan menghormati bulan yang
meneduhkan malam.
Saat menjelajahi hutan belantara, Guru Shandong mengajarkan
nama setiap tumbuhan dan pepohonan serta khasiatnya untuk manusia.
Saat hujan tiba, Guru Shandong mengajarkan cara memanen
energi dari setiap bulir hujan. Saat malam
hampir membekukan sel-sel darah, Guru Shandong memberitahu cara
membangkitkan panas tubuh untuk mengusir hawa dingin itu.
Selain mengajar ilmu sihir, Guru Shandong juga memberi
pelajaran mengenai moral dan etika-etika seorang penyihir serta bagaimana seorang
penyihir harus menghargai manusia non-sihir di sekitarnya. Pendek kata, Guru
Shandong benar-benar menjadi guru kehidupan bagi murid-muridnya.
****
Pada suatu malam tanpa cahaya bulan, Guru Shandong meminta secara
khusus keempat muridnya untuk makan malam bersamanya. Dia bermaksud
menyampaikan sebuah pesan penting setelah makan malam selesai.
Malam semakin larut. Seekor burung hantu yang tadinya
bertengger malas di dahan, tiba-tiba terbang menukik tajam mengejar keluarga
tikus hutan yang muncul dari balik semak-semak. Nampak juga pasukan kunang-kunang
menari di atas atap pondok, tempat Guru Shandong berkumpul dengan keempat
muridnya.
Mereka kini duduk melantai beralas tikar, mengitari sebuah
meja pendek. Keempat murid membagi diri pada dua sisi meja yang berseberangan,
sedangkan Guru Shandong berada di ujung meja bersisian dengan mereka.
Makan malam yang hangat baru saja dituntaskan, dan kini
mereka larut dalam percakapan ringan. Kendati meja makan sudah dibersihkan, Aroma
ikan bakar dan tuak masih menggantung di sudut-sudut ruangan.
Sambil bercakap-cakap, Guru Shandong memperhatikan
murid-muridnya.
Dari antara keempat murid, Thores-lah yang paling keras
kepala dan paling memiliki jiwa kepemimpinan. Kendati demikian, Thores adalah
murid yang tercerdas di antara mereka.
Kesha, satu-satunya gadis di antara tiga pemuda. Namun itu
tidak membuatnya menjadi yang paling lemah. Justru kadang-kadang Kesha menjadi
yang paling tangguh dibanding ketiga murid yang lain. Dia juga terlihat cukup
menikmati pelajaran mengenai kekayaan flora dan fauna Gopalagos, sehingga Guru Shandong gemar berbagi pengetahuan
mengenai ramuan sihir kepadanya.
Kemudian Basaman. Ah, murid ini adalah murid yang paling
gemar melucu. Dia tak pernah kehabisan ide untuk membesarkan hati
kawan-kawannya pada saat mereka sedang menempuh pelajaran-pelajaran sulit.
Basaman adalah seorang ahli pertanian, karena dia dibesarkan di antara petani-petani pada salah satu kerajaan manusia.
Sedangkan Huria, dia adalah murid yang paling tidak banyak
bicara. Lebih suka menghabiskan waktu di ruang kontemplasi untuk memuaskan
dirinya menikmati literatur-literatur kuno. Dibanding murid yang lain, Huria memiliki
bakat khusus dalam ilmu membaca pikiran, salah satu cabang ilmu sihir yang
jarang peminatnya karena memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Guru Shandong menyadari begitu beruntungnya dirinya berhasil
menemukan empat mutiara ini diantara ratusan murid yang saat ini sedang menimba
ilmu di padepokannya.
“Apa yang membuat Guru nampak bahagia malam ini?” tanya
Thores.
Guru Shandong tidak langsung menjawab. Ketiga murid lainnya
pun menghentikan obrolan mereka.
Murid-murid tahu kebiasaan gurunya. Guru Shandong jarang
sekali mengundang murid atau bahkan guru-guru yang lain untuk makan malam
bersamanya. Jika itu terjadi, biasa guru mereka hendak menyampaikan sesuatu
yang penting.
Guru Shandong berdehem. "Murid-muridku, senang sekali
rasanya memandang kalian seperti ini."
Kesha, Basaman dan Thores saling pandang. Namun Huria nampak
serius membaca air muka gurunya.
--------
Komentar