Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Awan mendung perlahan-lahan pergi dari langit istana Basalto.
Suasana yang mencekam dan penuh ketegangan seketika berubah menjadi suasana
mengharu biru.
Kekalahan raja Basalto membuat pertempuran sengit usai
dengan sendirinya.
Basalto kini terbaring dalam kondisi kritis di luar pintu
depan istananya. Gravitasi telah
menariknya dengan kejam dari ketinggian ke tempat itu.
Sebagian prajurit yang semula berjibaku dalam pertempuran terlihat
menggunakan sisa-sisa tenaga untuk membopong raja mereka menuju ke ruang
perawatan milik nyonya Gamigael tua. Sementara itu prajurit yang lain tertatih-tatih
membangunkan dan memikul kawan-kawan mereka yang terkapar sakit akibat hantaman
gelombang-gelombang sihir selama pertempuran. Sisanya nampak bingung dengan apa
yang harus mereka lakukan sekarang.
Ruby sudah berada di tempat Ametys terbaring pingsan di
balkon bangunan timur istana Basalto. Dia bisa merasakan luka dalam parah akibat
serangan Basalto pada tubuh Ametys. Dia hanya berusaha memastikan saraf-saraf
otak Ametys tetapi bekerja, sekalipun dia sedang tak sadarkan diri.
Ruby baru saja mencari cara untuk memanggil Emerald segera, saat
terdengar suara gemuruh di angkasa dan teriakan Ur. Ruby pun berdiri sambil melambaikan
tangannya ke arah kedatangan Ur. Dia juga membuat kembang api kecil dari
tongkat sihirnya untuk memancing perhatian Emerald.
Sinyal itu terlihat jelas, sehingga tak lama kemudian Ur yang
membawa Emerald terbang mendekati balkon. Dengan sigap Emerald meloncat turun
dari punggung tunggangannya itu ke tembok pembatas balkon yang setinggi perut
orang dewasa.
"Apa yang terjadi?" tanyanya cemas. Kini dia sudah
berada di sisi Ametys bersama Ruby.
"Sepertinya dia tidak menduga Basalto masih memiliki sisa-sisa
tenaga untuk menyerangnya, sehingga dia tidak siap. Dan rasanya… serangan itu
cukup fatal akibatnya."
Emerald mengangguk membenarkan.
"Kamu sendiri? Ur? Apa kalian baik-baik saja?"
"Kami baik-baik saja. Beruntunglah kami masih sempat
mencapai sungai Kharrum. Air adalah media penyembuh paling ampuh. Jadi aku tadi
memulihkan keadaan kami berdua di tepi sungai," sahut Emerald.
“Tidak adakah sesuatu yang dapat kamu lakukan untuk
memulihkan Basaman saat ini?”
Emerald tidak langsung menjawab. Dia hanya mengeluarkan
sesuatu dari saku jubahnya. Seperti beberapa kuntum bunga yang telag mengering,
berwarna merah dengan ujung kuning kemasan. Kuntum-kuntum bunga itu diletakkan berjejer
di atas tubuh Ametys.
“Apa yang akan kamu lakukan?”
“Aku tadi sudah memperkirakan keadaan ini akan terjadi,
sehingga aku membawa perlengkapan untuk mantra pengobatan kuntum mahadewa.”
Ruby pun mengangguk. Dia mengetahui kalau mantra itu adalah salah satu
mantra penyembuhan tertinggi yang pernah dimiliki kaum sihir dan rupanya ilmu
tersebut diturunkan oleh mendiang Guru Shandong kepada Emerald. Dia juga baru
sekali ini melihatnya dengan mata kepala sendiri.
“Mungkin sebaiknya sekarang kamu segera pergi ke ruang bawah tanah
padepokan untuk mengamankan emas hitam. Tadi semestinya masih tergeletak begitu
saja di ruang penyimpanan paling bawah. Perisai-perisai sihirnya belum sempat
terpasang kembali. Aku takut ada yang membawanya kembali.”
Ruby membenarkan. Dia pun bergegas pergi dari tempat itu.
********
Gamigael tua menggeleng pelan sambil memandang tubuh Basalto di
hadapannya. Penyihir yang sudah puluhan tahun dipercayakan mengelola klinik
padepokan itu menatap pasrah. Atmosfir kesedihan begitu terasa di ruangan
perawatan. Beberapa guru serta prajurit juga hadir di tempat itu.
“Raja sudah tidak tertolong lagi,” ucap Gamigael lirih. “Dia juga
kehabisan banyak tenaga saat bertempur…”
Para guru terdiam. Basalto memang pemimpin mereka di tempat itu, tetapi
sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam mereka juga tidak setuju kalau
emas hitam itu digali kembali dari kubur abadinya. Benda-benda jahat itu sudah
pernah dan bisa memicu pertempuran yang lebih hebat lagi baik antara manusia
dan kaum sihir maupun antara sesama kaum sihir. Jadi pada saat perseteruan
antara raja mereka bersama para prajurit melawan ketiga penyihir lain tadi
terjadi, mereka tidak ingin ikut campur.
Yang mereka pikirkan saat ini adalah jika raja Basalto telah pergi,
harus ada yang mengisi kekosongan kekuasaan.
Pada saat yang bersamaan pelayan dari istana datang. Seorang guru yang
menyambutnya mendengar kabar mengejutkan. Ratu Viona telah membawa Daestar dan
bibi Tora pergi meninggalkan istana sejak siang tadi. Mereka pergi hanya ditemani
dua orang prajurit. Yang membuat mereka semua khawatir adalah ratu tidak
mengatakan kemana tujuannya. Dia hanya mengatakan pergi untuk melindungi Daestar.
Para guru dan prajurit kebingungan.
Tak lama kemudian, pejabat-pejabat istana yang lain berdatangan ke
tempat itu. Setelah berdiskusi panjang, mereka sepakat akan meminta saran dari raja
Ruby, raja Ametys dan ratu Emerald. Bagaimanapun juga mereka adalah pemimpin
kaum sihir yang tersisa. Dan mereka bertiga adalah generasi penerus padepokan
itu. Kabar mengenai kematian raja Basalto juga akan disampaikan kepada kaum
sihir setelah pertemuan dengan ketiga pemimpin kaum sihir dilakukan.
Setelah itu para guru kembali ke ruang meditasi untuk memberikan arahan
selanjutnya kepada para murid. Untuk sementara mereka belum boleh mengetahui
peristiwa duka itu.
****
Seminggu kemudian.
Suasana padepokan dan kerajaan Basalto begitu lengang. Udara masih
menggemakan kidung duka yang mengiringi penguburan raja Basalto.
Setelah upacara penguburan raja Basalto padepokan sihir secara resmi
dinyatakan tertutup. Murid-murid dipulangkan begitu pula dengan para prajurit
dan pejabat istana. Para pejabat istana, seperti bendahara, kepala prajurit dan
penasehat kerajaan tidak ada bersedia memimpin kerajaan kaum sihir sebesar ini.
Sementara itu, jejak-jejak ratu Viona tidak ditemukan sedikitpun. Dia
menghilang begitu saja, seperti kabut yang diusir pergi oleh hanganya matahari.
Ini membuat sehingga mereka telah bersepakat untuk mengosongkan kerajaan
Basalto.
Namun Emerald memiliki rencana untuk segera memperluas padepokan sihirnya
agar bisa menampung murid-murid, termasuk para guru yang masih ingin
melanjutkan pengajaran sihir. Tetapi dari jauh-jauh hari Emerald sudah
menekankan kalau padepokannya akan lebih banyak memberi pelajaran mengenai ilmu
pengobatan dibanding sihir yang digunakan dalam pertempuran.
Kini kaum sihir di Gopalagos pun terbagi menjadi tiga kerajaan saja.
Wilayah kerajaan Basalto sebagian akan diambil oleh kerajaan Emerald dan
sebagian lagi oleh kerajaan Ruby.
Isi perpustakaan kerajaan, perkakas dan inventaris milik padepokan Basalto
dipindahkan kepada kerajaan Emerald yang sedang membangun padepokannya. Sisanya
ditinggalkan begitu saja.
Emerald berhasil mendapatkan kembali Kitab Sihir miliknya yang pernah
hilang. Sementara itu emas hitam tidak jadi dimusnahkan. Mereka sepertinya
setuju kalau peninggalan kaum sihir itu, sekalipun berenergi jahat harus tetap diabadikan. Hanya
saja mereka harus menyimpannya pada tempat khusus yang jauh dari jangkauan banyak orang.
Ruang bawah tanah padepokan memiliki banyak sekali ruang-ruang
penyimpanan rahasia. Mereka pun menyimpannya pada salah satu ruangan dan memagari
ruangan itu dengan banyak perisai sihir agar tidak penyihir yang bisa memasuki
tempat penyimpanan itu.
****
Demikianlah akhir sejarah kerajaan Basalto.
Sebuah kerajaan kaum sihir di sebelah Barat Gopalagos yang dulunya termashyur sebagai tempat mendidik kaum
sihir muda, kini tak lebih dari sebuah kenangan yang sebentara lagi hanya akan
tercatat pada buku-buku sejarah dan diceritakan para penutur dongeng.
Kenangan manis kerajaan itu hanya akan terlihat jika siapapun yang berkunjung
mengarahkan kakinya ke bagian belakang istana tak jauh dari aliran sungai Kharrum tempat mendiang Guru Shandong
terbaring untuk selamanya.
Kubur Guru Shandong terletak pada tempat yang lebih tinggi, sedangkan
mengarah ke bawah mendekat ke sungai Kharrum
bisa ditemukan kubur raja Basalto, raja pertama sekaligus terakhir kerajaan
itu. Ya, dua penyihir hebat beristirahat untuk selamanya di tempat itu.
Kendati emas hitam sudah
dikubur dalam-dalam dan diberi mantra serta perisai sihir tingkat tinggi yang
banyak, rembesan energi gelap yang dipancarkannya tetap terasa sampai ke
permukaan. Seiring waktu, suasana di sekitar padepokan pun semakin seram dan mencekam.
Semak belukar, tanaman jalar raksasa dan
pepohonan yang tumbuh meninggi mulai memenuhi tempat itu serta menggerogoti
sisa-sisa bangunan padepokan dan istana. Hewan liar, hewan melata serta
serangga raksasa pun mulai bersarang dan beranak pinak di tempat itu.
Dalam waktu beberapa tahun saja, tempat itu menjadi tempat yang paling
ditakuti kaum sihir di wilayah selatan Gopalagos.
Ada beberapa penyihir yang datang secara rutin untuk membersihkan kubur guru
Shandong dan Raja Basalto. Namun mereka selalu mengambil memilih jalan memutar
dan menyeberangi sungai Kharrum.
Puing-puing padepokan dan istana pun menjadi tempat yang sepi dan kelam
selama puluhan tahun.
****
Sampai pada satu masa, di ambang petang, kesepian itu
dibuyarkan oleh kehadiran dua orang penyihir. Kedua penyihir berdiri di antara
puing-puing bekas bangunan utama padepokan. Mereka mengenakan mantel tebal
dengan tudung mantel memayungi kepala mereka rapat-rapat. Mereka sedang
mengendus perisai-perisai sihir berkekuatan tinggi yang memagari tempat itu.
Salah satu penyihir mengeluarkan sebuah perkamen dari sakunya. Begitu
disingkapkan, perkamen itu ternyata lebih mirip sebuah denah yang dipenuhi
simbol-simbol sihir.
-----
Ilustrasi gambar dari: seanopher.tumblr.com
Komentar
Saya tahu blog ini dari mbak lis dan komunitas FC di facebook. saya minta ijin untuk menitipkan link blog saya disini ya, mas.
Kalau mas kurang berkenan silakan comment ini dihapus saja. Terimakasih :)