Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Bagi sebagian orang,
cinta mungkin seperti kepingan uang. Cinta memiliki dua sisi, terang dan gelap.
--
Pengantin wanita mulai menghias kamarnya dengan
rampai-rampai melati. Di atas ranjang, kelopak demi kelopak disusun dengan
hati-hati. Dia tidak ingin ada sedikit pun ketidaksempurnaan di dalam kamar
pengantinnya.
Sementara itu pengantin pria menunggu di bawah matahari
untuk membuktikan siang tidak akan melelehkan cintanya.
Pengantin wanita melukis dinding kamar dengan cat merah,
kuning dan hijau. Dia seperti memindahkan taman dalam hatinya ke atas permukaan
dinding itu.
Pengantin pria menunggu di bawah awan mendung untuk
membuktikan hujan tidak akan melunturkan cintanya. Tapi dia salah. Cinta telah
menunjukkan sisi gelapnya.
Awan mendung mestinya membawa berkarung-karung hujan. Tapi
kali ini yang jatuh ke atas bumi adalah kembang-kembang melati, yang kuncup dan
yang mekar. Pengantin wanita pun mengganti melati-melati yang layu di atas
ranjang. Lalu kembali melukis dinding-dinding kamar yang masih polos.
--
Pengantin pria menunggu di bawah matahari untuk membuktikan
siang tidak akan melelehkan cintanya. Tapi dia salah. Dia pun menulis sebuah
puisi dengan tinta darah dan air mata
Pada sebuah cawan aku tuangkan air perasan
emosi, juga bertetes-tetes air mata dan darah penghabisan.
Sayangnya bukan
untukmu kali ini.
Cinta membaca surat itu sampai matanya berkaca-kaca,
menyiratkan kepedihan yang mendalam. Dia lalu pergi dalam nelangsa dan membawa
semuanya. Awan, melati, matahari dan rindu.
--
Pengantin pria kini terbaring di atas ranjang pengantin,
kelelahan karena bercinta semalaman.
Seorang gadis menatap ufuk timur dari balik jendela. Saat
matahari pagi mengintip, dia menyunggingkan senyum lalu tergesa-gesa
membangunkan pengantin pria.
“Bangun, Sayang. Matahari sudah datang,” ucapnya mesra.
Pengantin laki-laki membuka mata… kemudian menatap gadis itu
dengan wajah setengah putus asa.
“Jangan, Sayang. Dia berkawan dengan matahari. Dia bisa
menemukan kita nanti.”
--
Sementara itu pengantin wanita kini menunggu di bawah
matahari untuk membuktikan siang tidak akan melelehkan rasa cintanya. Kamar
pengantin yang telah dipersiapkannya terlihat senyap dan hampa.
***
Komentar
Koq penganten laki bercintanya gasama penganten wanita ?
:-(
Apa saya yng salah paham pa Pical ?
Memang begitulah getirnya cinta.
Makasih ya sudah mampir