Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Jangan Tarik Dirimu



Jangan tarik dirimu, Tuan
ke dalam pusaran badai tak bertuan
tempat pawang dan ruh campur baur


Sekali melangkah ke dalam
selamanya kamu tenggelam
tak ada lagi seteru atau sekutu
yang ada
hanya idealisme buta.
Tak ada lagi jiwa korsa
yang ada hanya jiwa tersandera.

Jangan tarik dirimu, Tuan
ke dalam perhelatan abadi tangan-tangan tak kasat mata
yang memanen jiwa-jiwa ke dalam pusaran badai tak bertuan

Sebelum terlambat
jangan tarik dirimu, Tuan Jendral.


---
  
ilustrasi gambar dari http://blogs.psychcentral.com


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:

Setelah Politisi Berkicau




Komentar