Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
“Begini, Mas Rinnel,”
suara Frida terdengar begitu serius. “Saya tahu waktu yang saya miliki makin
pendek. Diakui ataupun diingkari, hasilnya akan tetap sama. Saya hanya ingin
satu-satunya keponakan yang saya miliki, keponakan yang selama bertahun-tahun
tak pernah saya duga dan ketahui keberadaannya, mendapat apa yang menjadi haknya.
Dan semoga itu yang terbaik.”
Menyelami Novel Eternal
Forseti membuat kita mengambil jeda dari irama kehidupan yang deras
mengalir, lalu menarik napas panjang dan berkata “Yeah, beginilah kehidupan seharusnya!”
Kisah demi kisah yang mengalir dalam novel setebal 346
halaman ini diracik dengan manis oleh Bu Lis Suwasono atau lebih dikenal dengan
nama pena Lizz. Cover yang berilustrasi
bidak catur memang menjadi anchor
yang pas untuk merangkum drama dalam Eternal Forseti.
Eternal dan Forseti adalah nama dua raksasa bisnis di
Ibukota. Kisah ini dimulai dari keluarga Eternal. Sebagai putri sulung Norman,
CEO Eternal Corps, karir Kania semakin bersinar setelah diserahi tugas memimpin
jalannya Eternal Expi, salah satu perusahaan Eternal yang bergerak dalam bidang
ekspedisi. Sekalipun usianya masih terbilang cukup belia untuk memimpin
perusahaan sebesar Expi, Kania menunjukan kedewasaan berpikir dan mengambil
keputusan, yang membuat Eternal Expi terus berkibar.
Rampai konflik dimulai ketika Frida Forseti, pemimpin
Forseti Grup yang memiliki insting bisnis seperti pembunuh berdarah dingin,
mendirikan perusahaan tandingan, Forseti Trans. Bukan sekedar kompetitor biasa.
Forseti Trans memainkan perang harga gila-gilaan. Frida rela membakar duit untuk menunjang denyut
jantung Forseti Trans yang terus merugi. Harga yang super murah berhasil
menarik klien-klien besar Eternal Expi dan benar-benar membuat perusahaan itu
kelimpungan.
Kania merasa ada yang salah dengan kompetitornya itu.
Ditelisik dari hitung-hitungan bisnis manapun, Forseti Trans pasti merugi
dengan tarif super murahnya itu. Ini bukan lagi perang bisnis biasa, melainkan
sebuah rencana jahat untuk membunuh Eternal Expi dan… dirinya. Instingnya pun
mengatakan Frida Forseti memang sedang mengincar dirinya.
Tapi mendekati dan mengintip desktop pemimpin raksasa bisnis Forseti yang berdarah dingin itu
bukan perkara mudah. Kania harus “lewat belakang” menggunakan orang dalam
Forseti Grup.
Akhirnya tabir demi tabir masa lalu terungkap satu persatu.
Ternyata sejarah kelam telah tertulis dalam keluarga Forseti dan juga ikut
menyeret keluarga Eternal di dalamnya. Dalam penelusurannya Kania dikejutkan
oleh kisah dan rahasia memilukan dari masa lalu. Sayangnya, dia adalah satu-satunya
benang penghubung Eternal, Forseti dan kisah-kisah tersebut.
Konflik terbesar dalam novel ini bukan hanya berada pada
konfrontasi inter-personal tokoh-tokoh
yang terlibat di dalam cerita, melainkan juga konflik yang terjadi dalam diri
tokoh-tokoh tersebut. Dalam diri Kania, Norman dan bahkan Frida Forseti yang
awalnya saya pikir akan menjadi tokoh antagonis sepanjang cerita.
Menghadirkan konflik internal tokoh cerita di dalam ruang
imajinasi para pembaca bukan hal yang mudah. Tugas ini berhasil diselesaikan bu
Lis dengan baik.
Kekuatan lain yang dimiliki oleh Eternal Forseti adalah plot
yang mengalir dengan rapi. Selain itu, setting
yang dihadirkan di hadapan pembaca menjadi begitu kuat dengan detail demi detail
yang rapi. Pembaca bisa dengan mudah menghadirkan dirinya di dalam ruang kerja
Frida dan ikut merasakan kekalutan Meita, pemegang otoritas keuangan Forseti
Grup melihat sepak terjang Forseti Trans, atau kita ikut ketar-ketir bersama
Kania saat membaca laporan penjualan Eternal Expi yang terus menurun.
Pembaca yang mengikuti tulisan-tulisan bu Lis lainnya di fiksilizz.blogspot.co.id pasti sudah familiar
dengan gaya penulisan yang dimiliki bu Lis ini. Seperti halnya tulisan-tulisan
lain di blog tersebut, kisah Eternal Forseti pun diramu sehingga menghasilkan
drama yang benar-benar alami. Tidak seperti kisah ala sinetron di televisi kita
yang seringkali begitu absurd. Tokoh
protagonisnya begitu sempurna dan tokoh antagonisnya begitu jahat. Padahal
dalam hidup sehari-hari, tidak ada orang yang terus-terusan baik atau
sebaliknya.
Bahkan seorang Frida Forseti pun pada akhirnya menyingkapkan
sisi manusianya yang lain, bisa larut dalam ketakutan dan cinta seperti manusia
pada umumnya.
Kekuatan Eternal Forseti yang satu ini bisa berbalik jadi kekurangan
bagi pembaca yang menyukai konfrontasi yang tajam antar tokoh ceritanya. Bagi
pembaca yang hobi dengan konflik yang ekstrim, Eternal Forseti bukan pilihan
yang direkomendasikan.
Nah, petikan kisah yang saya tulis pada paragraf pembuka
adalah penggalan dialog Frida dan Rinnel, pacar Kania pada saat klimaks cerita
mulai bergeser ke anti klimaks cerita. Ini salah satu bagian favorit saya,
karena ternyata memang tidak ada satu orang pun yang benar-benar jahat dan
benar-benar baik di dunia ini. Semua orang punya kedua sisi, terang dan gelap.
Hanya hal sisi mana yang akan kita pelihara dan tumbuhkan itu adalah pilihan
kita masing-masing.
Akhir kata, Eternal Forseti mengingatkan kita tentang
nilai-nilai dalam kehidupan tentang cinta, keluarga, kejujuran dan pengorbanan
yang sebenarnya sederhana tapi seringkali kita abaikan. Yang belum punya novel
terbitan Jentera Pustaka ini, jangan tunggu lama-lama. Segera beli novelnya dan
selami pelajaran kehidupan di dalamnya.
---
ilustrasi gambar dari fiksilizz.blogspot.co.id
Komentar
Sipp, saya juga sedang menunggu :)
Makasih sudah mampir yaa