Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sudah tiga setengah jam penumpang ditelantarkan. Mestinya
ada kompensasi dari maskapai, entah itu makanan, kudapan atau paling tidak
permohonan maaf bertubi-tubi. Tapi nihil.
Akhirnya para penumpang, termasuk Teddy dan Jojo bersatu
padu menumpahkan amarah pada petugas darat. Memang jam digital di salah satu
pojok ruang tunggu sudah menunjukkan pukul 23.10 malam, jadi hampir pasti para
penumpang telah mengisi perut mereka. Tapi sekalipun demikian, keterlambatan
penerbangan seperti ini bisa membuat sari-sari makanan menguap entah ke mana.
“…pesawat pengganti sedang menuju ke sini, Pak. Mohon
kesabarannya…” untuk kesekian kalinya petugas darat pria yang bertubuh ceking
berusaha menenangkan para penumpang. Sekalipun ceking, dua orang petugas wanita
lainnya berusaha bersembunyi di balik tubuh itu sambil sesekali menimpali
jawaban si pria.
Para penumpang tidak mau mengerti,
“Kok belum
sampai-sampai?!”
“Iya, kamu bohong ya?!”
Dan jawaban tak nyaman lainnya meluncur dari mulut penumpang.
“…pokoknya saya mau duit saya kembali!” Teddy pun ikut
bersuara keras. Dia tidak menyangka seruannya itu mengalihkan perhatian
penumpang yang lain. Lalu mereka kompak memandang Teddy, yang saat ini
mengenakan jaket dan jelana tiga perempat berbahan jeans dan sepatu sneaker kusam.
Jojo menyoleknya dari
belakang.
“Mohon maaf, Pak. Refund
baru diberikan jika ada pembatalan penerbangan…,” sahut petugas.
Teddy yang mulai merasa di atas awan tidak mau mengalah. Dia
langsung memotong penjelasan petugas di hadapannya.
“Kalau pihak maskapai tidak mau, saya akan gugat! Kita bawa
ke jalur hukum!”
“Ya, betul itu,” bersahut-sahutan penumpang yang lain.
Petugas tetap berusaha tenang. “Anda ini anak muda, generasi
milenial, mestinya kalau punya kuota coba dicari berita tentang kompensasi keterlambatan
pesawat. Jangan asal ngomongnya…”
Wajah Teddy memerah. “Eh, bapak tidak sopan ya sama
penumpang. Bisa saya a…”
“…silahkan! Kami selalu berusaha menjaga sopan santun
terhadap penumpang. Tapi kalau ada penumpang yang memang cari gara-gara, udah
gitu jelek lagi… kami melawan!”
Teddy tidak bisa lagi menyembunyikan emosinya. “Kurang
ajar!” lalu mengangkat tangannya untuk
menampar si petugas.
Plaaaakkk!!!
Suara tamparan terdengar keras.
---
Suara pengumuman dari pengeras suara membangunkan Teddy yang
terlelap di atas karpet ruang tunggu.
Teddy pun bangun sambil mengerjab-ngerjabkan matanya.
Sekarang sudah jam 21.45, terakhir kali Teddy melihat jam digital itu pukul
21.10, artinya dia sudah tertidur kurang lebih setengah jam.
“Eh, Bro. Ayo siap-siap, panggilan boarding tuh.”
Teddy berbalik ke asal suara itu. Jojo sedang memunguti tas
ransel dan goodie bag-nya dari atas
lantai.
“Sial. Tadi aku mimpi penerbangan kita delay, lama banget. Sampai nampar petugasnya segala gara-gara
marah.”
Jojo mendengus. “Pantes…!!”
“Pantes? Maksudnya?”
“Tadi kamu ngigau,
terus nampar aku.”
“Haaah! Masa sih, Bro?” Teddy seketika merasa bersalah.
“Iya. Tapi tidak apa-apa. Kalau kamu tidak mimpi nampar orang, kita berdua bisa-bisa
masih tertidur dan dicariin orang. Yuk!”
Teddy pun mengangkat tas yang tadi dipakai bersadar ke balik
punggungnya lalu mengekori langkah Jojo, sambil berpikir.
Untung tadi mimpi menampar petugas pria, kalau mimpi mencium
petugas wanita yang manis kayak gulali, apa yang akan terjadi?
------
gambar dari https://raygano.com
Komentar