Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Cinta Bisa Membunuhmu





Setetes saja
dari ranumnya cinta
bisa membunuhmu, wahai jelita
menguburmu
ke ceruk terdalam kalbu.


Saat datang hangat pagi
logika menyuguhkan untukmu secangkir kopi
hidup mungkin memanggilmu kembali.

Tapi setetes saja
dari ranumnya cinta
bisa membunuhmu berkali-kali, wahai jelita
seperti diriku yang dulu
dan diriku yang sekarang mengulurkan cawan untukmu.

Reguklah ranumnya cinta bersamaku, wahai jelita
seteguk saja dan dia akan membunuh kita berdua
mengubur kita
dalam-dalam
ke tempat yang penuh keteduhan malam.

Sampai datang hangat pagi
hidup mungkin memanggil kita kembali.

---


gambar dari https://www.flickr.com/

Baca Juga Fiksi Keren lainnya:


Pohon-pohon Cinta




 photo Jangancopasing.jpg

Komentar