Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Waktu Adalah Sahabat Kami


Waktu adalah sahabat kami.
Dialah yang menyibak tirai misteri Ilahi,
dan menunjukan jalan kedewasaan bernama cinta.

Bersama kami lewati hari berpayung nestapa
dan hari indah bestari.

Sekalipun kaki melangkah letih
hati terkikis emosi, wajah pucat pasi
kami tak henti bertukar kisah.
Kisah tentang semarak petang, sejuknya pagi
dan keabadian kasih.

Waktu adalah anugerah pemilik semesta.
Dialah yang menuntun kami menuju altar cahaya,
tempat janji suci disemayamkan.

______________________

Ilustrasi gambar dari: www.freegreatpicture.com



Baca juga:
Pagi Adalah Kontemplasi Hidup
Jeda Irama


 photo Jangancopasing.jpg

Komentar

PutriAndPapa mengatakan…
Anniversary kah? :)
Slmt menempuh jln indah selanjutnya :)
Fabina Lovers mengatakan…
Puisi cinta yang indah, tentang sepasang suami-isteri yang setia dalam ikatan perkawinan dalam berbagai kondisi. Happy Anniversary, Pak.
Lis Suwasono mengatakan…
Whoaaa... Ada yang lagi anniversary ya? Happy anniversary, Mas Pical. Semoga makin teguh dan kokoh menjalankan bahtera hidup bersama keluarga!
pical gadi mengatakan…
Makasih yaa. Belum kok anniversary-nya... Hehehe
lg pengen nulis aja
pical gadi mengatakan…
Bu Fabina, anniversarynya masih dua bulan lagi. Hehehe....
Anyway makasih yaa sudah mampir dan mendoakan.
pical gadi mengatakan…
Diaminkan bu Lis. Tapi masih dua bulan lagi kok. Makasih yaa
Puisii maniiissssss.. happy anniversary dua bulan lagi yah pak huehehe :D
Ryan M. mengatakan…
waktu... terus berlari tanpa menunggu...
pical gadi mengatakan…
Hehehe. Trims mbak Putri
pical gadi mengatakan…
Mirip kereta api :D
Makasih mampirnya mas Ryan