Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Planet Pariya telah memasuki zona perihelium.
Karena itu, suhu dipermukaan semakin hangat. Sebentar lagi suhu siang hari
menyerupai suhu dalam oven pemanggang roti. Beberapa presiden koloni telah
membuka bunker-bunker raksasa mereka yang tertancap dalam perut planet Pariya. Walaupun
belum semua warga koloni bergerak masuk ke dalam bunker, aktivitas di permukaan
sudah mulai sepi. Pergerakan mobilitas manusia dan hilir mudik kendaraan
pengangkut hampir tidak nampak karena sebagian besar orang berdiam di dalam
rumah dengan bantuan mesin pendingin. Namun pada saatnya nanti, saat suhu
permukaan mencapai puncaknya, bahkan pendingin pun hampir tidak berguna, praktis segala aktivitas manusia penghuni
Pariya terpusat di dalam bunker.
Keadaan ini akan berlangsung tiga atau empat
bulan ke depan, menurut kalender bumi. Waktu Pariya bisa lebih cepat lagi,
karena kala rotasinya lebih cepat dibanding bumi.
Saat manusia bersembunyi di puluhan meter di
bawah permukaan, monster lokal Pariya perlahan-lahan keluar dari
persembunyiannya dan menjelajahi seluruh permukaan dengan leluasa. Penghuni
asli Pariya ini diberi nama Or. Tapi mereka lebih beken dengan julukan “kelelawar”.
Memang secara sekilas penampakan mereka mirip kelelawar. Yang membedakan adalah
bobot mereka yang lebih besar, Or dewasa beratnya hampir 200 Kg, dengan taring
bersusun seperti taring ular. Karnivora ini menyukai hewan pengerat dan reptil
lokal. Or sesekali dilaporkan menyerang manusia. Tapi pada dasarnya, mereka
takut dengan persenjataan modern yang digunakan untuk menghalau mereka. Makanya
Or hanya akan berkeliaran keluar dari hutan hujan saat aktivitas manusia di
permukaan berkurang.
Beberapa waktu lalu, sepasukan Or membawa
bencana yang diduga berhubungan dengan kematian Jendral Takeda. Saat rombongan
warga terakhir sedang bergerak memasuki pintu Merkurius, satu-satunya pintu
raksasa bunker yang dimilki seluruh bunker di sektor F, langit tiba-tiba
menghitam. Pasukan pengawal terbelalak ketika melihat puluhan Or dengan
beringas menukik dari angkasa ke arah pintu.
Decitan maut senjata-senjata laser yang
berasal dari persenjataan pasukan pengawal menggema bersamaan dengan suara
histeris warga. Mobilitas ratusan manusia dipercepat. Pasukan yang
bertanggungjawab terhadap komunikasi kewalahan karena panggilan mereka tidak
dijawab dari pos militer terdekat.
Beberapa Or berjatuhan, tapi pasukan kalah
jumlah. Salah seorang dari mereka berseru kesakitan, saat salah satu Or berhasil
merobek kulit punggungnya. Iring-iringan mobil warga juga jadi sasaran belasan
or lainnya.
“Mana bantuan?!!”
“Keluarkan anti-Or...!!”
“Kenapa tidak ada konfirmasi dari pusat?!!”
“Lindungi wargaaa....!!!”
Teriakan-teriakan komandan pasukan dan
beberapa prajurit susul meyusul tenggelam dalam hiruk pikuk dan kepanikan.
Beberapa pasukan mulai terjatuh dan tanah di sekitar mereka mulai memerah
darah. Untunglah dua prajurit yang memanggul persenjataan mirip RPG berlari
sigap dari dalam bunker dan mengarahkan moncong RPG-nya ke arah kerumunan Or.
Senjata ini mereka sebut anti-Or karena proyektilnya berisi senjata kimia,
senyawa gas tertentu yang dimampatkan. Aromanya sangat dibenci oleh Or. Saat
peluru meledak, gas yang dihasilkan bisa mengusir Or dengan radius lebih dari 1
Km.
Peluru-peluru senjata anti-Or telah
dilontarkan. Sedetik kemudian, gas berwarna hijau keunguan merebak di udara.
Bagai kerumunan lalat yang dikejutkan oleh satu kibasan tangan, puluhan Or itu
pun berteriak nyaring persis suara kuda yang ditarik paksa penunggangnya sambil
beterbangan tunggang langgang. Dalam hitungan detik, kawanan Or itu pun
bergerak menjauh sampai hilang dari pandangan.
(Bersambung)
Komentar
Makasih mampirnya