Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Bahagia
Itu kata sakti yang mestinya aku rasakan hari ini dan
semakin terasa saat rembulan memanjat malam, menebar serbuk sihir di atas
ranjang pengantin beraroma melati. Gaun dan kebaya sudah tersampir kembali ke
pelukan almari jati. Sisir menata rambut ikal sepinggul sudah kualunkan belasan
kali.
Tapi mengapa mas Purba belum juga datang memelukku? Dan mengapa aku
merasa……. tidak sepenuhnya bahagia?
Merasa jawabannya datang sebentar lagi, aku menajamkan
pendengaranku.
Pintu kamar diketuk. Aku beringsut dan memuntir kunci pintu.
Raisa, adik iparku masuk dengan mata memerah karena linangan
air mata.
“Mbak, Mas Purba mbak! Mas Purba pergi….!!”, isaknya lalu
memelukku. Aku pun melarutkan diri dalam pelukannya. Aku berusaha membendung
air mataku, tetapi tak berdaya.
Inilah yang aku takutkan.
Purba menikahiku bukan karena cinta, walaupun aku mencintai
pria itu lahir dan batin, dalamsakit dan senang, dalam untung dan malang. Pernikahan
ini terjadi hanya karena dia ingin memenuhi permintaan terakhir almarhum ibunya.
Purba punya seorang gadis lain di luar sana, aku tahu. Juga aku tahu, keluarga
Purba termasuk mendiang ibunya tidak pernah setuju dengan hubungan itu.
“Aku akan memenuhi permintaan ibu untuk menikahimu, Laksmi! Tapi
hanya sampai disitu, jangan sekali-kali kamu berharap lebih. Aku janji!!,”
ucapan ketus dari bibir mas Purba itu terngiang kembali.
Akhirnya seiring malam yang semakin larut, Raisa tertidur di
kamarku. Guruh bersahutan di luar sana pertanda badai akan segera menyapa. Aku menarik
selimut, menyelimuti tubuhku dan tubuh Raisa di sampingku.
Tiba-tiba HP-ku berbunyi, jantungku seketika berdegup lebih
kencang.
Itu panggilan dari Helena, salah satu kawan mas Purba. Eh, dia
juga terdengar sedang terisak sedih. Tidak adakah orang yang berbahagia malam
ini?
“Laksmi,….. Purba kecelakaan. Dia… dia tidak tertolong lagi,…”
Aku tercekat.
“Aku….. aku di Rumah Sakit Grestelina….,”
Aku merinding seketika. Sepertinya mas Purba benar-benar memenuhi janjinya.
_____________________________
ilustrasi gambar dari: www.wcyb.com
Komentar
Ikut sedih. Makasih sudah mampir ya mbak Putri