Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Basalto Terakhir [21]


Raja dan rombongan diterima dengan baik selama dua hari di desa kaum sihir itu.

Selama itu, Ruby melakukan pengobatan kepada Sang Putri. Tetapi selama proses pengobatan Ruby meminta Raja dan yang lainnya menjauh untuk sementara.

Pada saat proses pengobatan, Ruby dan Sang Putri seperti bercakap-cakap saja nampaknya. Tapi tanpa disadari, Ruby menyelipkan satu dua mantra membersihkan pikiran di antara percakapan mereka.


Pada hari pertama, Ruby menemui kesulitan untuk menembus pikiran Sang Putri. Gadis itu sepanjang hari hanya meronta-ronta saja di dalam kerangkengnya dan menanggapi kata-kata Ruby dengan aneh. Bahkan roti yang biasa diberikan untuk pengganjal perutnya pun dibuangnya dengan kasar.

Namun Ruby tidak putus asa. Dia terus mengajak Sang Putri bercakap-cakap dengan sabar.
Menjelang malam, keadaan sang Putri membaik. Pandangannya tidak senyalang saat pertama kali bertemu Ruby. Dia sangat kelaparan dan akhirnya mau menerima roti pemberian Ruby.

Setelah kenyang Sang Putri pun menatap Ruby dengan ragu.

“Si… siapa kamu?” tanyanya.

Ruby tersenyum.

 “Selamat datang kembali, Tuan Putri,“ sahutnya.

Keesokan harinya, keadaan Sang Putri semakin membaik. Sepanjang siang itu, Ruby terus berusaha mengembalikan keadaan pikiran Sang Putri seperti semula.

Menjelang sore, Sang Putri berhasil mendapatkan seluruh kesadarannya kembali. Kesembuhannya itu mendatangkan kebahagiaan luar biasa. Senyuman hangat dari ayah dan seluruh anggota rombongan kerajaan pun terlihat kembali.

Ruby hendak diberikan banyak hadiah oleh Sang Raja, tetapi dia menolaknya dengan santun. Dia hanya berusaha membaktikan ilmu yang dimilikinya.

Raja pun mengalah dengan keinginan Ruby, tetapi sebelum bertolak kembali ke kerajaan, dia bersikeras meninggalkan pundi-pundi berisi perhiasan emas dan batu-batu berharga kepada Ruby.
Pagi-pagi benar mereka telah berangkat pulang kembali dengan wajah bercahaya dan penuh kegembiraan.

******
Cerita-cerita serupa juga terdengar dari desa-desa kaum sihir lainnya dimana Emerald dan Ametys berada. Dari barat Gopalagos, kabar lainnya terdengar kalau Basalto telah dilantik oleh Guru Shandong menjadi pemimpin baru padepokan. Ketiga kawannya ikut bahagia mendengar berita tersebut. Memang dari antara mereka berempat, sepertinya Basalto-lah yang paling tepat menggantikan posisi Sang Guru.

Guru Shandong yang sudah benar-benar menyerahkan jalannya padepokan kepada Basalto pun menggunakan waktu pensiun sepuasnya. Dia suka bertani, dan sesekali melakukan perjalan jauh mengunjungi ketiga muridnya yang lain di berbagai penjuru Gopalagos.

Tahun-tahun berlalu, dan keempat penyihir muda kini telah menjadi penyihir yang menjadi panutan di tempat mereka masing-masing. Kaum sihir yang awalnya tercerai berai, mulai bersatu, membentuk tempat tinggal bersama yang lebih luas dan lahirlah kerajaan-kerajaan kaum sihir seperti halnya kerajaan manusia.

Emerald, Ametys dan Huria pun didaulat untuk memimpin kerajaan-kerajaan sihir ini. Sedangkan para tua-tua kaum sihir diangkat menjadi penasehat kerajaan.

Berdirinya kerajaan-kerajaan kaum sihir ini menjadi babak baru dalam hubungan antara kaum sihir dan manusia non-sihir. Hubungan antara kedua kaum semakin terjalin dengan baik. Kaum sihir jadi merasa memiliki rumah sendiri.

Mendengar keberhasilan kerajaan-kerajaan kaum sihir yang dipimpin oleh ketiga kawannya, Basalto pun meminta izin khusus kepada Guru Shandong untuk mendirikan kerajaan sendiri di sebelah barat yang terintegrasi dengan padepokan sihir. Guru Shandong menyetujui rencana tersebut.

Sehingga pada akhirnya Golapagos pun memiliki empat kerajaan kaum sihir yaitu, Emerald, Ametys, Ruby dan Basalto.

Seiring waktu dan kedewasaan, kehidupan keempat penyihir mulai banyak berubah. Kisah tentang percintaan mereka, jenjang kehidupan baru serta kelahiran generasi penerus kerajaan kaum sihir, menjadi buah bibir manis di kalangan kaum sihir.

Tidak banyak yang tahu, bersamaan dengan kisah-kisah tersebut, sebuah suratan takdir hitam sedang ditulis oleh semesta di atas Gopalagos.

-------

Bersambung

Ilustrasi gambar dari: seanopher.tumblr.com

 photo Jangancopasing.jpg

Komentar

pical gadi mengatakan…
Makasih sudah singgah pak. Salam