Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Raja dan rombongan diterima dengan baik selama dua hari di
desa kaum sihir itu.
Selama itu, Ruby melakukan pengobatan kepada Sang Putri.
Tetapi selama proses pengobatan Ruby meminta Raja dan yang lainnya menjauh
untuk sementara.
Pada saat proses pengobatan, Ruby dan Sang Putri seperti
bercakap-cakap saja nampaknya. Tapi tanpa disadari, Ruby menyelipkan satu dua
mantra membersihkan pikiran di antara percakapan mereka.
Pada hari pertama, Ruby menemui kesulitan untuk menembus
pikiran Sang Putri. Gadis itu sepanjang hari hanya meronta-ronta saja di dalam
kerangkengnya dan menanggapi kata-kata Ruby dengan aneh. Bahkan roti yang biasa
diberikan untuk pengganjal perutnya pun dibuangnya dengan kasar.
Namun Ruby tidak putus asa. Dia terus mengajak Sang Putri
bercakap-cakap dengan sabar.
Menjelang malam, keadaan sang Putri membaik. Pandangannya
tidak senyalang saat pertama kali bertemu Ruby. Dia sangat kelaparan dan akhirnya
mau menerima roti pemberian Ruby.
Setelah kenyang Sang Putri pun menatap Ruby dengan ragu.
“Si… siapa kamu?” tanyanya.
Ruby tersenyum.
“Selamat datang
kembali, Tuan Putri,“ sahutnya.
Keesokan harinya, keadaan Sang Putri semakin membaik. Sepanjang
siang itu, Ruby terus berusaha mengembalikan keadaan pikiran Sang Putri seperti
semula.
Menjelang sore, Sang Putri berhasil mendapatkan seluruh kesadarannya
kembali. Kesembuhannya itu mendatangkan kebahagiaan luar biasa. Senyuman hangat
dari ayah dan seluruh anggota rombongan kerajaan pun terlihat kembali.
Ruby hendak diberikan banyak hadiah oleh Sang Raja, tetapi dia
menolaknya dengan santun. Dia hanya berusaha membaktikan ilmu yang dimilikinya.
Raja pun mengalah dengan keinginan Ruby, tetapi sebelum
bertolak kembali ke kerajaan, dia bersikeras meninggalkan pundi-pundi berisi
perhiasan emas dan batu-batu berharga kepada Ruby.
Pagi-pagi benar mereka telah berangkat pulang kembali dengan
wajah bercahaya dan penuh kegembiraan.
******
Cerita-cerita serupa juga terdengar dari desa-desa kaum
sihir lainnya dimana Emerald dan Ametys berada. Dari barat Gopalagos, kabar lainnya terdengar kalau Basalto telah dilantik
oleh Guru Shandong menjadi pemimpin baru padepokan. Ketiga kawannya ikut
bahagia mendengar berita tersebut. Memang dari antara mereka berempat, sepertinya
Basalto-lah yang paling tepat menggantikan posisi Sang Guru.
Guru Shandong yang sudah benar-benar menyerahkan jalannya
padepokan kepada Basalto pun menggunakan waktu pensiun sepuasnya. Dia suka
bertani, dan sesekali melakukan perjalan jauh mengunjungi ketiga muridnya yang
lain di berbagai penjuru Gopalagos.
Tahun-tahun berlalu, dan keempat penyihir muda kini telah
menjadi penyihir yang menjadi panutan di tempat mereka masing-masing. Kaum
sihir yang awalnya tercerai berai, mulai bersatu, membentuk tempat tinggal
bersama yang lebih luas dan lahirlah kerajaan-kerajaan kaum sihir seperti halnya
kerajaan manusia.
Emerald, Ametys dan Huria pun didaulat untuk memimpin
kerajaan-kerajaan sihir ini. Sedangkan para tua-tua kaum sihir diangkat menjadi
penasehat kerajaan.
Berdirinya kerajaan-kerajaan kaum sihir ini menjadi babak
baru dalam hubungan antara kaum sihir dan manusia non-sihir. Hubungan antara
kedua kaum semakin terjalin dengan baik. Kaum sihir jadi merasa memiliki rumah sendiri.
Mendengar keberhasilan
kerajaan-kerajaan kaum sihir yang dipimpin oleh ketiga kawannya, Basalto pun
meminta izin khusus kepada Guru Shandong untuk mendirikan kerajaan sendiri di
sebelah barat yang terintegrasi dengan padepokan sihir. Guru Shandong menyetujui
rencana tersebut.
Sehingga pada akhirnya Golapagos
pun memiliki empat kerajaan kaum sihir yaitu, Emerald, Ametys, Ruby dan Basalto.
Seiring waktu dan kedewasaan, kehidupan keempat penyihir mulai
banyak berubah. Kisah tentang percintaan mereka, jenjang kehidupan baru serta kelahiran
generasi penerus kerajaan kaum sihir, menjadi buah bibir manis di kalangan kaum
sihir.
Tidak banyak yang tahu, bersamaan dengan kisah-kisah tersebut, sebuah suratan takdir hitam sedang ditulis oleh semesta di atas Gopalagos.
-------
Bersambung
Ilustrasi gambar dari: seanopher.tumblr.com
Komentar