Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Apa Adanya




Sungai bisa dibendung tapi cinta kita jangan
biarkan mengalir ikuti jalan
menyusuri tebing id dan jurang eros tanpa rintangan
ciptakan jeram-jeram puncak dan kenikmatan
kita tidak kuasa seperti Tuhan
jadi sudah biarkan.


Saat cinta kita menipis seperti gerimis
karena kemarau ubah lagi kita jadi egois
dan kata hubung nyaris habis
jiwa meringis
kita tidak perlu menangis
pun tak perlu merayu awan turunkan hujan
kita tidak kuasa seperti Tuhan
jadi sudah biarkan.

Biarkan cinta kita seliar elang jika dia ingin bebas
atau sehening karang jika dia ingin diam.
Sekalipun waktu bisa dibendung cinta kita jangan
biarkan dia tak terkekang
biarkan memiliki pasang dan surutnya sendiri.

Karena sejak awal kisah
kita telah memanggil cinta datang dengan jujur
dan bersamanya kita luruh terlanjur
tanpa kedok dia buat hati melebur. 

Karena sejak awal kisah
cinta telah menerima kita apa adanya.

Sekalipun jiwa mampu disalin cinta kita jangan
jangan merasukinya dengan jiwa yang kita atau mereka inginkan
jangan membuat kita tak mengenalinya
kita tidak kuasa seperti Tuhan
jadi sudah biarkan
atau dia akan memilih pergi
dan kita sampai di akhir kisah ini.


---



ilustrasi gambar dari http://animal-jam-clans.wikia.com 
pertama kali ditayangkan di kompasiana

Baca Juga Fiksi Keren lainnya:

Gelora








Komentar