Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

5 Sumber Ide Menulis Fiksi

 


Menulis fiksi adalah sebuah seni. Karya fiksi adalah perpaduan antara ide, keindahan, imajinasi dan emosi penulisnya. Masalah-masalah yang sedang aktual atau opini penulis pun dapat disajikan kepada pembaca dalam kemasan karya fiksi.

Saya sendiri lebih sering memilih fiksi sebagai media menyampaikan pemikiran karena dalam karya fiksi kita bisa bermain kata-kata dengan bebas, bisa mengeksplorasi banyak gaya bahasa, alur penulisannya bisa dibolak-balik sesuka hati dan tidak terlalu terikat dengan struktur penulisan yang kaku seperti tulisan non-fiksi.

Walaupun karya fiksi nampaknya lebih mudah dan lebih fleksibel, namun bagi seorang penulis, genre apapun itu, menulis itu sama saja seperti seorang petani. Seorang petani bekerja menggarap lahan sebaik-baiknya untuk menghasilkan panenan yang baik. Agar dapat bekerja, seorang petani harus memiliki tenaga prima, jadi harus cukup makan dan minum. Asupan makanan dan minuman ini diubah menjadi energi oleh tubuh yang selanjutnya digunakan untuk menggarap lahan, menumbuhkan tanaman sampai berbuah dan petani tersebut serta orang lain menikmati hasil panennya.

Seorang penulis pun membutuhkan asupan “makanan dan minuman” ide yang diperolehnya dari pengalaman, referensi atau sumber ide lainnya. Ide ini yang kemudian diendapkan di dalam pemikirannya, diolah kembali dan disajikan kepada para pembacanya.

Kadang dalam interaksi antar sesama penulis di media sosial, beberapa teman mengatakan untuk sementara waktu berhenti menulis dulu. Alasannya karena lagi blank, atau belum ada ide. Ada juga yang mengatakan mood menulis belum datang. Walaupun sebenarnya menurut saya, ide menulis itu bisa jadi salah satu moodbooster.

Salah satu kemudahan menulis fiksi adalah ide bisa dengan mudah datang dari mana saja. Kita hanya perlu mengasah kepekaan mengubah hal-hal disekitar kita menjadi ide. Percakapan remeh temeh dengan teman pun bisa jadi ide untuk tulisan fiksi. Berikut saya membagikan beberapa sumber ide menulis fiksi berdasarkan pengalaman pribadi:

1.    Pengalaman. Pengalaman pribadi, mulai dari pengalaman yang biasa-biasa saja sampai pengalaman yang luar biasa adalah sumber ide yang paling mudah dituangkan ke dalam karya fiksi. Kita tidak perlu berusaha ekstra membangun deskripsi karena kita sendirilah yang mengalaminya. Misalnya kita baru saja merayakan pernikahan dan akan menulis sebuah cerpen yang setting-nya adalah suasana pernikahan. Kita pasti akan lebih mudah membangun alur dan memberi kesan kuat dalam cerpen kita, karena mendasarkan cerpen tersebut pada pengalaman. Sebagai contoh, simak puisi Pasar Sore ini, sebuah puisi tentang pasar rakyat yang saya tulis dari pengalaman.

2.    Berita. Peristiwa-peristiwa aktual bisa menjadi salah satu sumber ide yang menarik untuk cerita fiksi. Kita hanya butuh imajinasi tambahan untuk mengubah berita tersebut menjadi fiksi. Ruang antara kisah aktual dan imajinasinya silakan diatur sesuai selera. Kelebihan dari tulisan fiksi yang diangkat dari berita aktual adalah dengan kata kunci yang tepat, tulisan kita bisa jadi memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi karena pasti akrab dengan mesin pencari. Contoh cerpen saya yang terinspirasi dari berita adalah Sianida yang saya buat saat sidang Jessica sedang jadi perhatian masyarakat, juga ada cerpen Badrun pun Ogah Makar yang saya buat pasca penangkapan beberapa orang terkait isu makar beberapa waktu lalu.

3.    Tulisan orang lain. Tulisan orang lain baik tulisan fiksi maupun non-fiksi, status media sosial sampai chat pribadi dengan seseorang bisa jadi sumber inspirasi untuk menulis fiksi. Seperti halnya tulisan non-fiksi, tulisan fiksi yang kita buat bisa untuk menguatkan, menyanggah atau mengembangkan ide dalam tulisan orang lain tersebut. Melalui tulisan orang lain kita juga jadi bisa mengetahui pengalaman orang lain yang belum kita alami sendiri. Misalnya kita ingin menulis tentang kisah sintas seorang mantan pengguna narkoba, sementara kita sendiri bukan pengguna atau mantan pengguna narkoba, kita bisa meramu bahan-bahan membuat fiksi kita dari tulisan orang lain yang sudah mengalaminya.   

4.    Gambar. Saat ini kita dapat dengan mudah menemukan gambar menarik yang dapat dijadikan sumber ide menulis. Ungkapan “satu gambar seribu makna”, kita ubah menjadi “satu gambar seribu kata”. Artinya sebuah gambar dapat kita interpretasikan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah tulisan. Saya sendiri kadang-kadang melakukannya. Seperti sebuah cerpen berjudul Matahari Pilek yang terinspirasi dari hasil membuat doodle iseng. Prinsip ini berlaku pula untuk media lainnya seperti animasi, video dan lain-lain.

5.    Suasana hati. Seorang yang sedang  jatuh cinta bisa tiba-tiba menjadi pujangga. Kata-kata sanjung puja tumpah ruah dari pikiran begitu saja seperti air mengalir. Begitu pula saat sedang marah, sumpah serapah bisa tiba-tiba saja dengan lancar kita ungkapkan. Emosi apapun, entah itu cinta, bahagia, sedih, marah dan emosi lainnya memerlukan media penyaluran, bisa lewat benda seperti bunga, kartu ucapan atau melalui media lainnya seperti chat bahkan status media sosial. Jika kita seorang penulis, tidak ada salahnya mengungkapkan suasana hati tersebut lewat tulisan. Karya yang paling sesuai untuk mengungkapkan suasana hati biasanya memang puisi. Tapi karya lainnya seperti cerpen, cermin, bahkan pantun juga tetap bisa jadi cara mengungkapkan suasana hati. Ini contoh karya saya yang berawal dari mood dan dituangkan dalam bentuk puisi. Ladang Ubur-ubur dan Ujung Malam.


------- 


Tayang pertama kali di Kompasiana | ilustrasi gambar oleh Robert Stoma dari pixabay.com 


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:







Komentar