Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Carilah Aku


 

Carilah aku di antara sepi
di antara tirai gerimis yang jatuh tanpa bunyi
di antara angin dan embun pagi
di antara pasir-pasir tanpa jejak di garis pantai. 
Jika beruntung
kamu akan menemukanku sedang menulis bait-bait puisi
tentang rumah yang penuh dengan mimpi
atau menemukanku sedang meniup serunai setulus hati.
 
Aku adalah kepingan dirimu yang lain
wajahmu dengan gurat-gurat yang lain.
Kamulah yang menguatkan kaki-kakiku
lalu menumbuhkan sayap-sayapku.
 
Aku akan selalu hadir
setiap kali kamu didera rasa rindu.
 
Kamu hanya perlu mencari
atau mungkin juga tidak.
Karena sesungguhnya aku sering kali lebih dekat
daripada bayanganmu sendiri.
 
Jika beruntung
kamu akan menemukanku sedang melukis pagi dan senja
dari warna-warni rasa yang kamu langitkan pada semesta.
 
Jika menemukanku, kamu boleh memelukku erat
atau juga membiarkanku terbang lepas.
Tidak usah cemas
karena aku akan selalu kembali di sini
di antara sepi.


----



Tayang pertama kali di Kompasiana | ilustrasi gambar dari pixabay.com


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:





Komentar