Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Peri Salju menghitung bulir demi bulir salju yang jatuh deras dari langit malam ke atas hutan pinus, berharap bisa menangkal rasa sepinya. Tapi sepertinya tidak berhasil. Bahkan hutan yang biasa semarak oleh celoteh makhluk-makhluk malam kali ini begitu senyap.
Dia lalu terbang mengitari hutan. Di bawah terlihat boneka
salju yang manis. Bentuknya sebenarnya biasa saja. Terbuat dari dua bola salju
besar. Namun pembuatnya punya imajinasi bagus. Boneka itu didandani dengan
topi, syal, dasi dan beberapa buah sayur seperti wortel dan kentang yang disemat-disana
sini.
Peri salju pun mendekat, mengambil bedak sihir dan
menaburkannya.
Ajaib! Seketika itu mata boneka salju berkedip, tangannya
dari ranting pohon pun bergerak-gerak seperti makhluk hidup.
“Mengapa kamu membangunkanku?”tanyanya dengan nada
menyesal.
“Aku butuh teman berbincang-bincang…”
“Aku lebih suka jadi patung saja.”
“Mengapa..?”
Boneka salju hendak menjawab ketika terdengar raungan mesin
motor salju yang mendekat. Semuanya terjadi begitu cepat. Dua motor salju
muncul melaju dan salah satunya menyambar boneka salju. Makhluk malang itu pun jadi
berantakan.
“Siapa orang bodoh yang meletakkan boneka salju itu di jalan?”
umpat salah satu pengendara motor dari kejauhan.
Peri salju pun mengerti. Dia menarik sihirnya dari boneka
salju yang sedang mengerang sekarat. Lalu kembali menghitung bulir-bulir salju dari
langit.
Komentar