Fiksi Pilihan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Aspal hitam mulus yang baru saja dibersihkan hujan jadi cermin panjang yang memantulkan wajah malam metropolitan. Warna-warni lampu kendaraan, billboard dan lampu LED dari gerai-gerai minuman di pinggir jalan membuat bayangan pada cermin panjang itu sangat semarak.
Kontras
dengan bulan purnama purnama yang pucat di atas sana.
Di
teras depan night club yang baru saja buka, seekor kucing bertubuh
ringkih karena kedinginan dan lelah setelah menyelamatkan diri dari derasnya
air selokan sedang duduk menunggu tikus-tikus tambun. Biasanya ada seekor dua
ekor yang lengah dan bisa jadi santapan malam itu.
Seorang
wanita berbaju minimalis berdiri dengan menumpukan berat badannya pada salah
satu kaki. Asap rokok mengepul dari bibirnya yang merah membara. Warna merah
membara itu menjadi tanda undangan bagi siapapun yang berkenan singgah dan
berlabuh di sana.
Seorang
pria berbadan tegap berwajah asing mengenakan jaket abu-abu gelap berjalan ke
arah wanita itu. Tapi sepertinya bukan karena undangan bibir merah merona itu.
Dia
menanyakan sesuatu dalam bahasa Inggris. And lucky for him … wanita itu
cukup paham.
Pria
itu mengatakan dia sedang tersesat dan membutuhkan arah yang benar ke hotel
tempat mereka menginap. Pria itu menyebut nama hotel yang sangat populer,
sehingga tidak sulit bagi wanita itu untuk menjelaskan arah ke sana. Kebetulan
tempatnya tidak terlalu jauh dari situ.
Pria
itu sangat berterimakasih. Sebelum pergi dia menitipkan kartu nama dan meminta
wanita itu menghubunginya jika membutuhkan sesuatu.
Wanita
itu kembali mengembuskan asap. Dia butuh tamu malam ini, bukan kartu nama.
Kartu
nama?
Wanita
itu terkejut ketika hendak memasukkan kartu nama itu ke dalam tas tangannya dan
baru memperhatikan baik-baik nama yang tertera di situ. Vladimir Putin.
Tidak
salah?
Sayangnya
pria yang memberikan kartu nama sudah menghilang di ujung jalan.
Bermenit-menit
kemudian, pria misterius itu tiba di lobi hotel. Pria-pria berbadan tegap
segera menghampirinya.
“Tidak
usaha khawatir, Andrei,” ucapnya pada salah satu pria dengan bahasa Rusia yang
kental. “Aku baik-baik saja. Mereka benar-benar menerapkan bebas aktif di sini.
Aku bebas kesana-kemari tanpa masalah dan … mereka cukup aktif membantu
orang-orang asing yang kesulitan arah.”
Sunyi
sejenak saat pria itu mengecek jam tangannya.
“Nah, sekarang
aku ingin mandi air panas dan secangkir kopi,” ucapnya lagi.
“Siap
Tuan Presiden!”
---
Komentar