Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Mandatory




Aku
adalah sebuah entitas yang merdeka
begitu juga kamu, bukan?
 Akulah yang berkuasa penuh atas tubuhku
bukan kalian
bukan pemerintah, bukan tenaga kesehatan
bukan siapapun yang merasa
bisa jadi pahlawan atas tubuhku.
 
seru mereka para pejuang kebebasan.
 
Padahal mereka paham benar apa yang akan terjadi
jika setiap bagian dalam tubuhnya pun berprinsip demikian.
 
Ginjal tidak mau menerima racun dalam darah
panca indra keberatan meneruskan informasi ke otak
tungkai enggan memikul beban tubuh
atau jantung ingin rehat beberapa jam saja.
 
Bukankah kita adalah bagian dari entitas yang lebih besar?
 
Lihat
sesungguhnya tidak ada yang benar-benar punya otoritas mutlak
di alam semesta ini.
 
---  



Tayang pertama kali di Kompasiana | ilustrasi gambar dari pixabay.com 


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:








Komentar