Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Menerjemahkan Tanda Tanya




Kamu adalah rangkaian huruf yang disatukan spasi serta tanda baca.
Kamu bisa menjelma menjadi frase 
kalimat 
paragraf 
dan sebuah roman yang apik.
 
Tapi kamu juga bisa jadi sekadar kata tunggal 
yang tidak butuh apa-apa lagi selain tanda seru 
di belakang kata
menafikan imbuhan dan konjungsi 
tapi juga tidak ingin dikunyah penghapus dari atas kertas.

Satu-satunya tanda baca yang menghubungkan kita adalah
tanda tanya.

Tidakkah kamu menyadarinya?

Dan aku akan belajar menerjemahkan tanda tanya itu 
seperti belajar untuk terus mencintaimu
sekalipun menghabiskan waktu seumur hidupku.


--- 


tayang pertama kali di Kompasiana | ilustrasi gambar dari pixabay.com 


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:









Komentar