Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Pertanyaan Sederhana



Setangkai melati yang mekar mewangi

atau cokelat panas dengan toping biskuit bulan purnama.

Dia akan memilih yang mana ya?

Atau aku tambahkan lagi pilihan lainnya

kupu-kupu dari kertas berisi surat cinta pandangan pertama

dan cheese cake yang aku pesan langsung dari chef idolanya.

 

Tapi,

kata mereka wanita itu makhluk yang sukar menentukan pilihan.

 

Baiklah

aku buat lebih mudah.

Lupakan sejenak melati, cokelat panas, kupu-kupu kertas atau cheese cake.

 

Aku akan memberinya sebuah pertanyaan sederhana

yang bisa dijawab dengan ya atau tidak.

Mungkin kutambahkan sedikit clue sebagai bantuan.

Ada hati lelaki yang akan tercabik-cabik jika dia menjawab tidak.


---


Tayang pertama kali di Kompasiana | ilustrasi gambar dari pixabay.com 


Baca Juga Fiksi Keren lainnya:








Komentar