Postingan

Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Setelah Politisi Berkicau

Karabeam, Kepala Suku Kepiting

Matahari Terbenam di Ufuk Hati

Saksi Tidak Lihat

Mimpi Bertemu Sinterklas

Rumah Surga dan Neraka

Badrun pun Ogah Makar

Tahu Diri versus Toleransi

Daruman

Cermin

Demonstrasi dan Lelaki Tua

Malaikat-malaikat Mungil

Keterbatasan

Gagal Kencan

Mengecup Keabadian