Postingan

Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Mengoyak Senja

Bocah di Bawah Payung

Menunggu Sia-sia

Karabeam, Kepala Suku Kepiting

Rumah Surga dan Neraka

Mengecup Keabadian

El Diablo

Cawan Pengantin

Matahari Pilek

Ataturk

Malam Pertama yang Sedih

Mak Comblang Getir

Tiga Penyangkalan

Kisah Opa Melawan Kompeni

"Abang ajak nikah, mau ya?"

Pengintaian

Musim Hujan Kali Ini

Delay

Senar Gitar