Postingan

Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Mimpi Bertemu Sinterklas

Rumah Surga dan Neraka

Badrun pun Ogah Makar

Tahu Diri versus Toleransi

Daruman

Cermin

Demonstrasi dan Lelaki Tua

Malaikat-malaikat Mungil

Keterbatasan

Gagal Kencan

Mengecup Keabadian

El Diablo

Memet the Ojeker

Pengelana Malam

Kopi Latte dan Pria Berwajah Embun