Postingan

Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Basalto Terakhir [52-54]

Basalto Terakhir [49-51]

Basalto Terakhir [45-48]

Basalto Terakhir [43-44]

Basalto Terakhir [42]

Basalto Terakhir [41]

Basalto Terakhir [38-40]

Basalto Terakhir [35-37]

Basalto Terakhir [34]

Basalto Terakhir [32-33]

Basalto Terakhir [31]

Basalto Terakhir [29-30]

Basalto Terakhir [27-28]

Basalto Terakhir [26]

Basalto Terakhir [25]