Postingan

Fiksi Pilihan

Nada Tinggi Belum Tentu Marah

  Di ruang persiapan, tuan presiden dalam balutan batik kontemporer sekali lagi memandang naskah pidatonya dan memberi perhatian pada tanda-tanda baca warna-warni yang bertebaran di sepanjang naskah.

Mandatory

Hilang

Luka

Satu Langkah

Timbangan Jujur

Rindu Itu Seperti Kemarau

Tentang Pesawat Kepresidenan yang Dicat Merah Putih

Mudik Hari Ini

Royalti untuk Pengamen Cilik

Tuhan Membersihkan Debu dari Kakimu

Secangkir Kopi Tanpa Ampas

Makan Hati

Bangku gereja yang Berdebu

Doa Sehelai Masker

Setelah COVID-19 Menyerang

Desember yang Dingin

Cinta Bisa Membunuhmu

Langit Biru

Cuek Saja, Pak

Bisa Jadi yang Terakhir